Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah ilmuwan telah memperingatkan akan adanya sebuah era di mana manusia akan tersingkirkan dan dunia akan dikuasai oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) -- lebih familier disebut robot.
Sejumlah pekerjaan pun diperkirakan akan diambil alih oleh para robot. Bahkan, think tank layanan publik, Reform, mengatakan bahwa bahwa 90 persen dari 137.000 staf administratif di Whitehall Inggris dapat digantikan dengan robot cerdas pada 2030.
Baca Juga
Advertisement
Mesin cerdas otonom juga disebut-sebut dapat melakukan 250.000 pekerja sektor publik atau PNS.
Sebelumnya, wadah pemikir layanan publik, Reform, yang mengatakan bahwa 90 persen dari 137.000 staf administratif di Whitehall Inggris dapat digantikan dengan robot cerdas pada 2030.
Menurut mereka pemangkasan pegawai tersebut dapat menghemat 2,6 miliar pound sterling atau sekitar Rp 43,2 triliun.
Namun, jangan buru-buru khawatir, ada sejumlah pekerjaan yang diyakini tidak bisa digantikan oleh robot. Dikutip dari Top Tenz, berikut 10 pekerjaan tersebut:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penulis dan Desainer
1. Penulis
Meski AI diyakini dapat mengenal pola dalam bahasa dan menyusun kalimat, diyakini bahwa mereka belum dapat membuat buku yang menceritakan kisah spektakuler. Sebut saja Harry Potter karya JK Rowling dan petualangan dalam The Lord of the Rings karya JRR Tolkien.
2. Desainer
Mesin memang bisa menjahit pola-pola tertentu. Namun, dalam menciptakan hal yang butuh rasa dan keindangan, baru manusia lah yang bisa melakukannya.
Selain itu, sebagian besar pakaian di dunia dibuat oleh mereka yang tinggal di negara-negara Dunia Ketiga, seperti Bangladesh, di mana menjahit pakaian dalam partai besar menjadi satu-satunya harapan mereka untuk tetap bisa hidup.
Advertisement
Psikolog dan Dokter
3. Psikolog
Meski bisa melakukan sejumlah pekerja rumit, robot tak bisa merasakan empati dan memahami perasaan manusia. Meski Alexa dan Siri dapat menimpali pertanyaan kita dan tak dapat kita andalkan jika kita ingin curhat.
4. Dokter
Kecerdasan buatan memang memiliki banyak kemajuan di bidang medis. Misalnya saja sekarang kita bisa mendiagnosis sejumlah penyakit dengan menggunakan ponsel.
Namun, hal tersebut tak berarti AI akan dapat menggantikan tugas dokter sepenuhnya.
Musisi dan Polisi
5. Musisi
Sejumlah robot memang ada yang dapat menciptkan musiknya sendiri, mulai dari lagu-lagu tradisional Irlandia hingga Marimba yang dikenal di Amerika Selatan.
Namun, hingga kini tak ada perkiraan bahwa foto robot akan menggantikan foto musisi idola yang kerap ditempel di dinding kamar kita.
6. Petugas Kepolisian
Sebuah program yang dilahirkan dari Shanghai Hiao Tong University mengklaim dapat mengetahui bahwa seseorang dapat berbuat jahat atau tidak. Mereka menilai seseorang dari sejumlah ciri di wajahnya, mulai dari ekspresi wajah hingga lengkungan bibir.
Namun, program itu telah mendapat kiritik luas. Pasalnya, tak semua orang bermuka jahat memiliki niatan jahat pula.
Advertisement
Hakim dan Guru Seni
7. Hakim
Pada 2015, University College London membuat sebuah algoritma yang mempu memprediksi hasil sebuah kasuus dengan tingkat hasil yang benar sebesar 79 persen.
Namun, hal tersebut tak membuat posisi hakim dapat terganti. Dengan tingkat keakuratan kurang dari 100 persen, bisa-bisa seseorang yang tak bersalah bisa dijebloskan ke penjara karena ulah robot ini.
8. Guru Seni
Untungnya saja tangan robot hanya memiliki kemampuan seperti anak berusia 4 tahun. Mereka juga punya kemampuan yang buruk dalam mengidentifikasi sebuah karya seni.
Atlet Profesional Pemuka Agama
9. Atlet Profesional
Dalam Olimpiade Musim Dingin 2018, untuk kali pertama diadakan kompetisi ski robot. Namun, para pemilik harus kerepotan mengejar robot mereka karena banyak yang terguling di bukit yang sangat landai.
Mengingat mahalnya biaya pembuatan robot dan risiko kerusakan saat mengikuti kompetisi, tampaknya robot belum bisa menggantikan atlet profesional.
10. Pemuka Agama
Salah satu pekerjaan yang tak dapat diambil alih oleh robot adalah pemuka agama. Robot hanya berfungsi berdasarkan data dan fakta, dan mereka tak mengenal konsep soal kepercayaan.
Studi yang dilakukan oleh The Future of Employment mengklaim bahwa hanya ada kemungkinan kurang dari satu persen bahwa pemuka agama akan tergantikan oleh robot.
Advertisement