Liputan6.com, Jakarta - Chris Hughes adalah anak semata wayang dari keluarga sederhana, ayahnya Ray Hughes adalah seorang salesman, dan ibunya Brenda seorang guru matematika.
Selepas SMA, ia berhasil diterima di Universitas Harvard pada jurusan Sejarah dan Sastra. Menjadi bagian dari universitas dengan semboyan Veritas merupakan impian dari banyak pelajar di seluruh dunia.
Saat masih menyandang status sebagai maba (mahasiswa baru), Hughes bertemu dengan seorang maba lain yang belajar psikologi dan ilmu komputer bernama Mark Zuckerberg. Mereka berdua memutuskan untuk menjadi teman sekamar di asrama kampus.
Baca Juga
Advertisement
Zuckerberg bersama teman-teman sekamarnya, termasuk Hughes, memulai proyek Facebook yang dulu bernama thefacebook.com. Hughes sendiri tidak punya latar di bidang komputer, tapi berkat kemampuan sosialnya ia berhasil mengambil peran sebagai juru bicara di proyek itu.
Dilansir dari Business Insider, Rabu (7/3/2018), Hughes mengenang saat Facebook baru dirilis. Saat itu Hughes berjalan-jalan di sekitar kampus yang sedang turun hujan, Zuckerberg yang memegangi payungnya.
Hughes blak-blakan meminta bagian saham sebesar 10 persen, dan permintaan itu sempat membuat kedua sahabat itu stres. Sampai sekarang, Hughes masih ingat respons Zuckerberg waktu itu.
"Aku hanya berpikir bahwa kau belum (pantas) mendapatkan angka sebesar itu," jawab Zuckerberg.
"Aku menghargai apa yang kau kerjakan, dan aku pikir kau bisa berperan lebih banyak sebagaimana kita mengembangkan situs ini, tapi aku perlu menjaga kendali. Dan yang lainnya juga butuh pembagian yang adil juga," lanjutnya.
Hughes tidak mengucapkan apa-apa karena meskipun nekad tapi ia memang ingin menghindari konflik.
"Berikanlah aku (angka) yang kau pikir adil. Aku tahu memang sulit untuk menyeimbangkan kita semua," Hughes membalas.
Zuckerberg hanya merespons, "OK." Beberapa minggu kemudian, Hughes mendapatkan saham sebesar 2 persen saja. Angka tersebut merupakan angka yang rendah di antara pemegang saham lain.
Mendapatkan Untung Ratusan Juta Dolar
Setelah mengetahui ia hanya mendapatkan 2 persen dari Zuckerberg, Hughes tetap bekerja di Facebook.
Keikhlasan dan kesetiaan Hughes ternyata berbuah manis. Pada 2012, ketika Facebook memasuki tahap IPO, saham yang dipegang Hughes menjadi US$ 500 juta atau sekitarRp 4,7 triliun pada saat itu.
Sekarang kekayaan Chris Hughes mencapai US$ 450 juta atau setara Rp 6,1 triliun (Rp 13.584 per US$ 1).
Meski menggapai kekayaan yang fantastis, Hughes tidak lupa akan latar belakangnya sebagai keluarga kelas menengah.
Setelah keluar dari Facebook, Hughes menyibukan diri dengan berbagai kegiatan sosial dan bisnis, dan saat ini sedang aktif dalam meningkatkan upah pekerja di AS, terutama bagi mereka yang upahnya kecil.
Ia mendukung Economic Security Project (Projek Keamanan Ekonomi) yang bertujuan melawan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.
Hughes juga aktif berpolitik dan mendukung Barack Obama saat ia mencalonkan diri sebagai presiden untuk pertama kali. Sekarang Hughes hidup bersama Sean Elridge, seorang aktivis politik. Mereka berdua menikah pada 2012.
Advertisement
Zuckerberg Juga Aktif di Bidang Sosial
Sama halnya seperti Chris Hughes, untuk masalah uang, Mark Zuckerberg juga terkenal dermawan dan aktif dalam kegiatan sosial.
Belum lama ini Zuckerbeg dikabarkan menjual saham Facebook sebesar US$ 500 juta (atau setara dengan Rp 6,8 triliun) sebagai sumbangan untuk yayasan miliknya dan sang istri--Priscilla Chan, yakni Chan Zuckerberg Initiative.
Menurut informasi yang dilansir Reuters, informasi tersebut awalnya terungkap dari dua dokumen pengajuan Facebook pada Kamis (1/3/2018), di mana Zuck menjual 685 ribu lembar saham pada tiga hari berturut-turut di akhir Februari 2018.
"Penjualan ini merupakan langkah progresif di mana Mark sudah mencetuskan keinginannya untuk beramal kepada Chan Zuckerberg Initiative sejak September 2017," ujar seorang sumber Chan Zuckerberg Initiative.
Adapun tujuan sumbangan yang dimaksud adalah beberapa ranah, seperti ilmu pengetahuan, pendidikan, dan isu yang berkaitan dengan keadilan dan kesempatan bagi masyarakat.
"Sumbangan ini juga akan mendukung serangkaian aktivitas filantropis dan kemanusiaan yang akan diadakan dalam beberapa tahun ke depan," lanjut sumber tersebut.
Zuck sendiri pada Sepember 2017 sempat berkata ingin menjual saham sebanyak 35 juta hingga 75 juta lembar saham dalam waktu 18 bulan ke depan. Namun pada kenyataannya, Zuck akhirnya rela menjual saham senilai Rp 6,8 triliun untuk organisasinya tersebut.
(Tom/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: