Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai perusahaan rintisan atau startup Go-Jek sudah memenuhi semua ketentuan untuk menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO),
Hal itu disampaikan Direktur Utama BEI, Tito Sulistio saat ditemui di gedung BEI, Senin (5/3//2018). Akan tetapi, mengenai waktu pelaksanaan IPO, Tito menuturkan itu kebijakan dari manajemen Go-Jek.
"Sudah, sudah memenuhi ketentuannya. Kapannya, tanya mereka ya," tutur Tito.
Terkait peraturan atau regulasi dari bursa, Tito mengatakan dari pihak BEI sudah menetapkan peraturan jelas untuk IPO ini. Hal itu termasuk soal syarat perusahaan untuk IPO dan jenis saham.
Baca Juga
Advertisement
"Semua yang Go-Jek tanyakan, peraturannya sudah ada. Pertama, apakah perusahaan boleh go public? Kita jawab, selama sudah beroperasi setahun boleh. Apa yang harus dimasukkan? Proyeksi 5 tahun ke depan. Pertanyaan Go-Jek selanjutnya, apakah boleh mempunyai 2 jenis saham? Kita jawab boleh.Kalau di BUMN ada yang namanya golden share. Nah ya sudah," kata dia.
Tito menegaskan, perusahaan rintisan agar dapat semakin besar lewat pasar modal dengan mencatatkan saham perdana.
"Pokoknya jangan nunggu besar untuk go public, itu prinsip. Mau lihat Jack Ma, Yahoo, MNC, semua besar karena go public. Jadi jangan nunggu besar baru go public," tutur dia.
Tito mengatakan, pihaknya mengharapkan Go-Jek dapat mencatatkan kinerja positif di masa mendatang.
"Kita menyarankan kalau bisa proyeksinya 2 tahun. Kalau bisa. Kalau tidak bisa, let's talk, bicara ke publik. Yang penting satu tahun sudah beroperasi, dan ekuitinya tidak negatif," kata Tito.
"Go-Jek ini cuma inginnya satu, kalau bisa perusahaanya ini tetap jadi perusahaan milik Indonesia. Supaya ga diakuisisi. Go public, selalu takutnya diakuisisi. Jadi semuanya itu sudah ada di permohonan peraturan kita," tambah dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Go-Jek Bakal IPO di Indonesia
Sebelumnya, Perusahaan transportasi online Go-Jek berencana menawarkan saham perdana (Innitial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hal ini disampaikan Presiden Go-Jek, Andre Soelistyo, saat hadir memenuhi undangan Direktur Utama (Dirut) BEI, Tito Sulistio di Gedung BEI, Senin 5 Maret 2018."Eventually kita bakal IPO," kata Andre.
Sayangnya, dia masih enggan memberikan kepastian kapan Go-Jek bisa go public. Namun demikian, Andre bilang, akan menjadi suatu kebanggaan bila Go-Jek mencatatkan saham di BEI. "Cuma waktunya saja yang belum tahu kapan. Pasti di Indonesia, karena merupakan kebanggaan, kan kita perusahaan Indonesia ya," tuturnya.
Pernyataan ini sekaligus menjawab kabar yang beredar bahwa Go-Jek akan IPO di luar negeri. Namun, Andre tidak menepis kemungkinan untuk melakukan dual listing, di Indonesia maupun di luar negeri.
"Kalau awalnya sih pasti di Indonesia. Jadi apakah bakal dual listing, masih belum tahu. Mungkin masih confidential, ya," tegas Andre.
Dia lebih jauh menjelaskan, rencana IPO harus memikirkan masalah waktu. Saat ini masih dalam tahap diskusi dan persiapan.
"Kalo business plan mah berubah terus, cuma kalau Go-Jek sih lebih kepada timing to market saja sih," ujarnya.
Menurutnya, BEI sangat mendukung perusahaan transportasi online maupun marketplace untuk masuk ke pasar modal.
"Aturannya sudah mendukung dan clear buat perusahaan seperti kami, Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan lainnya. Jadi bukan cuma kesiapan bursa, harus disiapkan dengan matang. Reporting, governance, pembukuan, segala macam, jadi sebenarnya masalah timing. Tapi dari bursa sih mendukung sekali," tutur Andre.
Terkait dengan kedatangannya ke BEI hari ini, Andre mengaku diundang Dirut BEI untuk berdiskusi banyak hal, salah satunya mendorong perusahaan teknologi, dan startup untuk masuk ke pasar modal Indonesia.
"Hari ini (Go-Jek) diundang sama Pak Tito untuk berdiskusi mengenai bagaimana caranya BEI bisa bantu perusahaan-perusahaan teknologi modalnya dan startup untuk ke bursa," jelas Andre.
Advertisement