Liputan6.com, California - Mencari keberadaan alien masih menjadi salah satu agenda para ilmuwan. Para ahli berupaya mencari tahu lokasi yang bisa mendukung kehidupan selain di Bumi, baik planet maupun satelit alami.
Beberapa lembaga antariksa, termasuk NASA, telah aktif merancang berbagai teknologi terkini untuk mempelajari alam semesta, seperti teleskop James Webb, misalnya.
Teleskop tersebut telah memberi banyak informasi mengenai susunan planet di luar tata surya selama kurang lebih satu dekade terakhir, dalamrangka mencari mencari keberadaan alien.
Selain menggunakan alat canggih, ilmuwan juga melakukan pendekatan lain dalam mencari keberadaaan alien, bukan makhluk cerdas seperti manusia yang disasar, tapi juga mikroba.
Baca Juga
Advertisement
Lantas, di mana sajakah lokasi yang memungkinkan alien hidup. Ilmuwan memiliki beberapa 'kandidat' tempat di mana kemungkinan alien dapat ditemukan.
Berikut, lima di antara lokasi kandidat di mana ada kemungkinan alien dapat ditemukan, termasuk di Bumi. Liputan6.com mengutip dari Newsweek pada Senin (5/3/2018).
1. Dasar Samudra di Bumi
Seorang mantan ilmuwan NASA, yang kini bekerja di Southwest Research Institute di negara bagian Texas, Alan Stern, mengatakan makhluk-makhluk ekstraterrestrial (ET) belum melakukan kontak dengan Bumi karena mereka mungkin tinggal di dasar lautan di dunia perairan yang jauh di bawah sana.
Pendapat itu dilontarkannya melalui pidato dalam acara 2017 Division for Planetary Sciences pada pekan lalu ketika membahas fenomena Paradoks Fermi.
Paradoks yang dimaksud dikemukakan oleh ilmuwan Enrico Fermi pada 1950-an. Isinya mempertanyakan mengapa kita belum menemukan alien walaupun sangat mungkin mereka ada di suatu tempat dalam semesta raksasa ini.
Stern menuliskan, "Ada banyak penjelasan yang mungkin (tentang paradoks ini) yang telah diajukan."
"Kami mengajukan penjelasan lain, yaitu bahwa kebanyakan dunia-dunia yang memiliki biologi dan peradaban adalah dunia dasar samudra."
Alien merasa nyaman dalam kehidupannya seandainya mereka tinggal di dasar samudra, karena air di atasnya melindungi mereka dari ledakan bintang-bintang, semburan radiasi angkasa, ataupun bencana alam lainnya.
Namun demikian, Stern menduga bahwa dunia bawah air itu dingin sekali. Artinya, alien tinggal di bawah suatu kerak es tebal sehingga tidak mungkin kita melakukan kontak dengan mereka.
Ia menambahkan, "Dunia peraturan secara alamiah memutus komunikasi karena interior alamiahnya di bawah lapisan tebal es atau campuran batu dan es."
Para pengamat angkasa luar menduga mayoritas dunia layak huni di semesta kemungkinan besar berada di bawah air. Dengan demikian, makhkluk-makhluk yang tinggal di sana kemungkinan besar lebih mirip ikan daripada manusia.
Advertisement
2. Mars
Mars adalah planet yang kering dan memiliki sejumlah perubahan temperatur secara dramatis beberapa kali. Mirip kondisinya dengan Padang Pasir Atacama di Chile, di mana jarang terjadi hujan.
Tapi ketika hujan memenuhi padang pasir itu pada tahun 2015, para ilmuwan menyaksikan padang pasir tiba-tiba hidup kembali.
Jadi, sebuah tim mengambil sampel semua bakteri yang bisa mereka temukan dan mengurutkan DNA mereka-dan menyadari makhluk-makhluk itu ada di sana sepanjang waktu, menunggu waktu mereka sampai mereka bisa berkembang.
Dan jika bakteri bisa melakukannya di sini, tidak ada alasan untuk tidak berpikir bahwa mikroba serupa mungkin juga ada di Mars.
3. Enceladus, Bulan Saturnus
Para ilmuwan mempertimbangkan bahwa Enceladus, bulan Saturnus itu berpotensi dihuni oleh makhluk hidup.
Pasalnya, bulan yang memiliki diameter 502 kilometer itu memiliki aktivitas hidrotermal di bawah permukaannya. Hal tersebut membuat ilmuwan berpikir bahwa Enceladus berpotensi menyediakan sejumlah hal yang membuat mikrobiologis dapat hidup.
Permukaan Enceladus terdiri atas es dan tersusun oleh bebatuan di dalamnya, di mana samudra hangat berada di antaranya. Samudra itu lah yang diyakini para ilmuwan dapat dijadikan tempat untuk hidup.
Enceladus pertama kali ditemukan oleh astronom Inggris William Herschel pada 1789. Bulan tersebut diberi nama pada 1847 oleh anak laki-laki Herschel, John.
Enceladus pun menjadi satu dari 53 bulan di sekitar Saturnus yang rumit untuk dikaji.
Namun hal itu berubah setelah pesawat antariksa Cassini tiba di Saturnus pada 2005. Cassini menemukan adanya air keluar dari retakan di permukaan Enceladus yang membuat ilmuwan bertanya-tanya.
Setelah diamati, ditemukan bahwa partikel es memiliki jejak lain seperti metana, amonia, karbon monoksida, karbon dioksida, dan berbagai garam serta molekul organik sederhana.
Kemudian, ilmuwan juga menemukan nanopartikel silika, yang menginsyaratkan bahwa terdapat aktivitas antara batuan panas dengan air alkali.
Advertisement
4. Titan, Bulan Saturnus
Titan adalah bulan terbesar yang mengelilingi Saturnus, planet urutan ke-6 yang mengorbit Matahari. Bulan ini kemungkinan bisa mengayomi kehidupan, hanya saja dalam bentuk yang berbeda daripada yang ada di Bumi.
Titan memang memiliki air, tapi sebagai es yang membeku karena suhu yang sangat dingin. Cairan yang mengalir mengisi danau dan sungai di sana adalah hidrokarbon, suatu campuran kimia antara hidrogen dan karbon dalam berbagai proporsi. Di Bumi, contoh hidrokarbon yang lazim dikenal adalah gas-gas metana atau propana.
Hal itu merupakan faktor kunci yang membedakan potensi keberadaan kehidupan di Titan. Bentuk kehidupan di sana haruslah bertahan dalam hidrokarbon cair, bukan dalam air seperti di Bumi.
Tentu saja masih banyak hal teknis maupun pertanyaan belum terjawab ilmu pengetahuan, tapi tetap ada kemungkinan kehidupan di Titan.
5. Europa, Bulan Jupiter
Europa adalah salah satu bulan yang mengelilingi Jupiter. Bulan itu juga menjadi salah satu kandidat keberadaan kehidupan karena potensinya untuk memiliki air.
Europa diduga memiliki semua yang diperlukan untuk mendukung kehidupan, yaitu air, sumber-sumber energi, dan campuran-campuran kimia yang tepat. Air di sana diduga berada dalam samudera di bawah permukaan Europa.
Para ilmuwan baru saja berhasil memulai eksplorasi tentang kehidupan di bulan itu. Pada awal 2017, dimulailah suatu misi bernama Clipper yang akan berlangsung selama beberapa tahun.
Misi tersebut akan mengirimkan suatu wahana ke bulan Jupiter itu untuk mengambil foto-foto permukaan. Melalui lintasan terbang berulang-ulang, bisa dilakukan penelaahan dan pencarian kehidupan.
Advertisement