Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang koreksi pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Rilis data ekonomi kepercayaan konsumen dan kekhawatiran perang dagang pengaruhi laju IHSG.
Analis PT Bahana Sekuritas, Muhammad Wafi menuturkan, sentimen global akan pengaruhi laju IHSG. Sentimen global itu berasal dari ancaman perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan negara lain terkait pengenaan tarif impor baja dan aluminium.
"Sentimen global akan pengaruhi laju IHSG dengan range berada pada kisaran 6.500 - 6.600," ujar dia, Selasa (6/3/2018).
Baca Juga
Advertisement
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan laju IHSG akan berada pada level support di 6.527 - 6.504. Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, IHSG berpeluang koreksi lebih lanjut cukup terbuka. IHSG akan bergerak di kisaran 6.510-6.590.
"Secara teknikal pergerakan IHSG cenderung melemah dengan kembali break out moving average 20 harian usai terkonsolidasi pada level itu. Indikasi momentum pada pergerakan IHSG dengan tekanan menuju area jenuh jual," jelas Lanjar.
Sementara itu, Analis PT Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya mengatakan, rilis data ekonomi kepercayaan konsumen akan bayangi laju IHSG. Diperkirakan kepercayaan konsumen meningkat.
"Rilis data ekonomi akan bayangi laju IHSG dengan range berada pada kisaran 6.521 - 6.660," tutur William.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pilihan Saham
Untuk pilihan saham, William memilih saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
Nafan memilih saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA).
Sedangkan Wafi, ia memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Gas Perusahaan Negara Tbk (PGAS), dan PT PP (Persero) Tbk.
Pada penutupan perdagangan saham kemarin, IHSG melemah 31,72 poin atau 0,48 persen ke posisi 6.550,59. Sejumlah sektor saham antara lain sektor saham industri dasar turun 1,35 persen, dan memimpin tekanan aksi jual.
Produsen semen terkoreksi lebih dari satu persen antara lain PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia Tbk dan PT Holcim Tbk. Sedangkan sektor tambang naik 0,16 persen, dan mampu tahan tekanan usai harga minyak dan batu bara menguat. Investor asing melakukan aksi jual Rp 1,41 triliun.
Advertisement