IHSG Dibuka Menguat, Sektor Tambang Jadi Pendorong Utama

Sebagian besar sektor saham pembentuk IHSG menguat dan hanya ada satu sektor yang melemah yaitu perkebunan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Mar 2018, 09:16 WIB
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada Selasa pekan ini. Pergerakan IHSG ini searah dengan bursa Asia dan wall Street.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (6/3/2018), IHSG naik 26,58 poin atau 0,41 persen ke posisi 6.577,17. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG masih menguat 38,72 poin atau 0,56 persen ke posisi 6.587,20.

Indeks saham LQ45 naik 0,72 persen ke posisi 1.097,50. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali Pefindo25.

Ada sebanyak 151 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 22 saham melemah dan 80 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.589,72 dan terendah 6.577,17.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 10.952 kali dengan volume perdagangan 285 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 209 miliar.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 13 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.747.

Sebagian besar sektor saham menguat hanya ada satu sektor yang melemah yaitu perkebunan. Sektor saham tambang menguat 0,99 persen dan memimpin penguatan. Disusul sektor saham konstruksi menanjak 0,52 persen, dan sektor saham keuangan menguat 0,47 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham YPAS naik 24,16 persen ke posisi Rp 1.105, saham HOME menguat 20,45 persen ke posisi Rp 159 per saham, dan saham IMAS melonjak 10,28 persen ke posisi Rp 1.190 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain saham TPMA merosot 9,48 persen ke posisi Rp 210 per saham, saham MLPT susut 8,86 persen ke posisi Rp 720 per saham, dan saham SIDO melemah 2,92 persen ke posisi Rp 665 per saham.

Analis PT Bahana Sekuritas, Muhammad Wafi menuturkan, sentimen global akan pengaruhi laju IHSG. Sentimen global itu berasal dari ancaman perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan negara lain terkait pengenaan tarif impor baja dan aluminium.

"Sentimen global akan pengaruhi laju IHSG dengan range berada pada kisaran 6.500 - 6.600," ujar dia.


Penutupan Kemarin

Pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan saham Senin kemarin, IHSG melemah 31,72 poin atau 0,48 persen ke posisi 6.550,59. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,76 persen ke posisi 1.089,77.

Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Ada sebanyak 206 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sebanyak 156 saham menguat, sehingga tahan pelemahan IHSG. 118 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.607,16 dan terendah 6.543,66.Transaksi perdagangan saham cukup ramai.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 357.026 kali dengan volume perdagangan 8,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,9 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 1,22 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran 13.756.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor tambang naik 0,16 persen dan sektor saham aneka industri mendaki 0,11 persen. Sektor saham industri merosot 1,35 persen, dan catatkan penurunan terbesar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya