Polisi Sebut Penyodomi Bocah SD di Manokwari Punya Kelainan Jiwa

Tak hanya sodomi bocah perempuan kelas V SD di Manokwari, tersangka juga membunuhnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mar 2018, 11:02 WIB
Ilustrasi Foto Jenazah (iStockphoto)

Liputan6.com, Manokwari - Kepolisian Resor Manokwari, Papua Barat, akan mendatangkan psikolog serta dokter jiwa untuk memeriksa kejiwaan tersangka kasus pembunuhan dan kekerasan seksual yang dialami HS, siswa kelas V Sekolah Dasar di daerah tersebut, pekan lalu.

Kapolres Manokwari AKBP Adam Erwindi di Manokwari, mengatakan, dari hasil pemeriksaan serta fakta yang diperoleh dalam penyelidikan, perbuatan tersangka berinisial HK tersebut mengarah pada ciri-ciri pedofil.

"Tersangka punya kecenderungan memilih korban di bawah umur. Ini yang terjadi dalam kasus ini, suka terhadap anak kecil itu termasuk kelainan jiwa," kata Kapolres, Senin, 5 Maret 2018, dilansir Antara.

Untuk memastikan mental atau kejiwaan HK, polisi membutuhkan peran serta keterangan ahli. Dalam waktu dekat pihaknya akan menghadirkan dua ahli tersebut ke Manokwari.

Mantan Kapolres Kaimana itu menginginkan, pemeriksaan kejiwaan tersangka pelaku dilakukan di Markas Polres Manokwari. Hal itu untuk meminimalisasi risiko dan di sisi lain hal itu untuk mengurangi biaya operasional.

"Tidak mungkin kami bawa tersangka ke Jayapura atau Makassar. Itu berisiko, terutama dari sisi keamanan," katanya.

Ia akan mengutus penyidik untuk membawa sejumlah barang bukti ke Laboratorium Forensik Makassar, Sulawesi Selatan. Uji forensik akan dilakukan terhadap sperma yang ditemukan di tubuh korban serta celana tersangka penyodomi itu.

"Kami ingin mencocokkan sperma tadi dengan DNA pelaku. Kami juga sudah mengambil air liur serta rambut tersangka sebagai sampel," ujarnya.

 

 


Luka di Dubur

Jasad korban sodomi Manokwari. (Liputan6.com / Irsye Simbar)

HS ditemukan tewas, Jumat pekan lalu, di lokasi yang tak jauh dari rumahnya di Swapen Perkebunan. Bocah belia 11 tahun ini ditemukan dengan sejumlah luka serius di tubuh dan kepalanya.

Bahu korban patah dan hasil visum menyebutkan terdapat luka pada dubur. Diduga akibat aksi kejahatan seksual pelaku.

Sebelum menyasar siswi kelas V SD ini, HK diketahui telah menarget korban lain berinisial JR yang juga anak bawah umur. Aksi di Kompleks Sanggeng itu gagal lantaran JR berhasil menyelamatkan diri.

Dari situ, HK lari ke rumah kerabatnya di Swapen Perkebunan. Di kompleks tersebut dia mendapati HS. Bocah yang dikenal cerdas dan periang itu tewas di tangan sang pedofil.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya