Liputan6.com, Jakarta Kesehatan toilet yang ada di sekolah atau asrama sekolah kerap tidak menjadi perhatian utama. Padahal, toilet bersih dan sehat adalah aspek penting dalam mendukung proses belajar mengajar.
Sayangnya, kesehatan toilet belum jadi prioritas sekolah-sekolah di Indonesia. Lihat saja Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada 2016 mengungkap lebih dari 35 persen sekolah belum memiliki sumber air bersih memadai, ada 31 persen tidak memiliki toilet dengan kondisi layak. Serta 12 persen sekolah tak punya toilet.
Advertisement
Melihat hal itu, SCG Indonesia dan PT Semen Jawa memiliki program SCG Duta Sehat. Salah satunya memberi tahu mengenai ‘10 Hak Siswa Untuk Akses ke Toilet Sehat di Sekolah dan Asrama’ berdasarkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan.
Semakin banyak siswa tahu hak akses toilet berarti bakal meningkatkan kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Menurut President Director, PT Semen Jawa, Somchai Dumrongsil 10 hak siswa itu merupakan usaha untuk meningkatkan keadaran pentingnya akses ke toilet sehat di kalangan pelajar. Serta mendorong kerja sama komunitas mewujudkan toilet yang sehat.
"Program ini akan menjadi langkah awal untuk menolong pelajar, sekolah dan seluruh pihak terkait untuk mencapai hal tersebut,” ujar Somchai mengutip rilis yang diterima Health-Liputan6.com ditulis Selasa (6/3/2018).
Selain itu, program ini juga merupakan bentuk dukungan program pemerintah dalam hal Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), yang dilaksanakan di seluruh kota/provinsi hingga 2019.
Hak siswa untuk akses ke toilet sekolah
Berikut '10 Hak Siswa Untuk Akses ke Toilet Sehat di Sekolah dan Asrama’:
1. Ketersediaan air bersih
Siswa berhak mendapatkan air bersih di sekolah. Baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk mencegah penyakit seperti kudis, diare, hingga hepatitis. Ciri air bersih adalah tidak berbau, tidak berwarna dan tidak memiliki rasa.
2. Cahaya memadai
Tempat yang kurang cahaya menyuburkan perkembangan jamur, kuman, hingga virus. Selain itu menjadi habitat sempurna bagi nyamuk untuk berkembang biak dan mengakibatkan penyakit demam berdarah.
3. Ventilasi udara memadai
Kurangnya ventilasi udara yang memadai bisa menyebabkan penyakit tuberkulosis (TB) hingga infeksi saluran pernafasan.
4. Lubang toilet berada minimal 10 meter dari sumber air
Sistem sanitasi yang baik harus berada jauh dari sumber air. Hal ini diperlukan untuk mengurangi risiko kontaminasi.
5. Dinding dan atap bersih
Debu dan kotoran yang menempel di dinding dan atap berpotensi bisa mengakibatkan penyakit pernapasan seperti asma dan iritasi kulit.
6. Bersihkan lubang toilet dari sisa-sisa kotoran yang menempel dan pastikan kloset selalu dalam posisi tertutup.
Sisa kotoran yang menempel kloset dapat menjadi sumber bakteri yang dapat menyebar dengan cepat, jangan biarkan kloset dalam keadaan kotor dan usahakan agar kloset selalu tertutup untuk mencegah bakteri dari sisa kotoran tercampur dengan udara dan cipratan air.
7. Kondisi dinding bak mandi bersih
Jangan biarkan air yang disimpan di dalam bak mandi terkontaminasi oleh kuman dan virus yang bersarang di dinding bak mandi.
8. Toilet kering dan tidak ada air yang tergenang di lantai
Memastikan toilet tetap kering merupakan salah satu cara terbaik untuk menekan perkembangan jamur, bakteri, kuman, dan virus.
9. Aliran pembuangan air yang lancar
Pembuangan air yang tidak lancar atau tersumbat dapat merembes ke sumber air bersih yang terdapat di sekolah.
10. Kebersihan yang dijaga berkala secara bersama-sama
Selain infrastruktur, usaha bersama dari sekolah atau asrama dan para muridnya menjadi kunci untuk menjaga kesehatan toilet.
Advertisement