Digandeng Keluarga Ali Sadikin, Ridwan Kamil Kembali Desain Masjid

Ridwan Kamil mengaku sudah lama diminta menjadi arsitek pembangunan masjid yang berdiri di atas tanah wakaf keluarga Ali Sadikin.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 06 Mar 2018, 15:03 WIB
Ridwan Kamil mengaku sudah lama diminta menjadi arsitek pembangunan masjid yang berdiri di atas tanah wakaf keluarga Ali Sadikin. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung – Sebuah masjid akan berdiri di tanah wakaf dari keluarga mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, yang berlokasi di salah satu ruas Jalan Rumah Sakit di daerah Cinambo, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung. Sebagai arsitek masjid, keluarga menunjuk Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.

Hal itu disampaikan pada acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Al Shodiqin, Senin, 5 Maret 2018. Irawan Sadikin, putra ketiga Ali Sadikin, mengatakan keinginan membangun masjid sudah ada sejak lima tahun lalu.

"Wakaf tanah dan masjid ini merupakan ikhtiar amaliah keluarga Ali Sadikin, terutama ibunda Nani Armasih," kata Irawan dalam sambutannya.

Sebenarnya, kata Irawan, rencana mewakafkan tanah dan masjid telah diutarakan kepada Ridwan Kamil jauh sebelum terpilih sebagai Wali Kota Bandung.

"Komunikasi kami dengan Beliau terkait pembangunan masjid ini terus berlangsung, sampai alhamdulillah, peletakan batu pertamanya dapat direalisasikan pada hari ini," tutur Irawan.

 

 

 

 


Desain Masjid

Ridwan Kamil mengaku sudah lama diminta menjadi arsitek pembangunan masjid yang berdiri di atas tanah wakaf keluarga Ali Sadikin. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Masjid Al Shodiqin dibangun di atas tanah seluas 800 meter persegi dan terdiri atas dua lantai. Lantai pertama rencananya dipakai untuk kegiatan sosial kemasyarakatan, sedangkan lantai atas digunakan untuk beribadah.

Arsitekturnya menggunakan arsitektur garis. Desain bangunan masjid tidak menggunakan kubah, seperti yang telah menjadi ciri khas desain arsitektur masjid karya Ridwan Kamil dan firma arsitek Urbane lainnya.

"Tema garis ini seperti orang salat dengan tertib, karena estetika dalam Islam itu geometri," kata Emil, sapaan akrabnya.

Emil juga membuat dinding tidak lurus, tetapi lebih melengkung. Hal itu dimaksudkan untuk menambah keindahan rupa masjid.

"Kan, jatuhnya matahari tidak sama, sehingga dibuatlah dinding depannya melengkung. Selain itu, ada plaza di area depan, ventilasi setinggi 6 meter, mihrabnya terbuka dan akan ada pohon ketapang kencana di area halaman," paparnya.


Harimau dari Cangkudu

Ali Sadikin

Nama Ali Sadikin tidak asing bagi warga DKI. Namun, Menteri Perhubungan Laut di Kabinet Dwikora itu aslinya dilahirkan di Kampung Cangkudu, Sumedang, pada 7 Juli 1927.

Sejak kecil, lelaki yang biasa disapanya Kang Ali ini memang memiliki perangai yang menonjol dibanding teman-teman seusianya. Walaupun pendiam, sifat Ali Sadikin akan berubah 180 derajat jika mempertahankan yang menurutnya benar.

Sifat itu terbawa sampai Ali dewasa hingga dia dijuluki harimau dari Cangkudu.

Ayahnya, Raden Sadikin, merupakan salah satu tokoh di Sumedang. Saat di Sumedang, anak kedua dari lima bersaudara ini menamatkan sekolah di Sekolah Dasar Jonggol yang kini bernama SDN Sukaraja dan Sekolah Menengah Pertama 1 Sumedang dan akhirnya pindah ke Ujungberung, Kota Bandung.

Adapun Hasan Sadikin adalah kakak kandung Ali yang namanya diabadikan dalam nama rumah sakit di Bandung. Hal itu pula yang membuat Emil respek pada keluarga Ali Sadikin.

"Beliau merupakan keluarga tatar Pasundan, tepatnya di Sumedang. Keluarga yang sangat hebat, (Ali Sadikin) dikenal sebagai letjen maririr (purnawirawan) dan gubernur fenomenal," tutur Emil.

Perkenalan Emil dengan Ali Sadikin dan keluarga sudah terjadi sebelum dia menjabat sebagai Wali Kota Bandung sejak 2013 lalu. "Kita sering bagi sembako ke keluarga fakir," ungkapnya.

Dengan pembangunan masjid ini, Emil pun berharap nantinya bermanfaat bagi masyarakat sekitar. "Saya kira apa pun tugas kita di dunia niatkan untuk ibadah," kata Emil.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya