Indonesia Luncurkan Lembaga Standar Informasi Medis Tingkat Dunia

Layanan ini memungkinkan orang Indonesia untuk mengakses informasi mengenai kesehatan secara gratis dan terpercaya.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 06 Mar 2018, 22:00 WIB
Cochrane Indonesia resmi diluncurkan dan bisa menjadi standar informasi medis terpercaya

Liputan6.com, Yogyakarta - Cochrane Indonesia diluncurkan di UGM, Senin, 5 Maret 2018. Layanan kesehatan di Indonesia pun bisa mengakses beragam informasi medis yang dipercaya dan diakui oleh World Health Organization (WHO).

Cochrane merupakan lembaga yang menghasilkan bukti ilmiah terpercaya yang dapat dijadikan standar dalam pelayanan kesehatan. Informasi ini sudah digunakan dan dipercaya oleh banyak ahli, pemerintah, dan pembuat kebijakan besar. Cochrane global memiliki 38.000 anggota yang tersebar di 130 negara.

"Cochrane di Indonesia melalui proses panjang selama 14 tahun, baru akhirnya bisa ada di sini," ujar Detty Nurdiati, Direktur Cochrane Indonesia.

Hasil kajian Cochrane valid dan bisa diterapkan di belahan dunia manapun karena mereka mengulas sejumlah penelitian medis dari seluruh dunia secara melakukan komprehensif. Hasil penelitian sejenis, dikumpulkan dan diulang serta kembali dianalisis sehingga muncul satu kesimpulan baru.

"Jadi, tidak perlu muncul kekhawatiran hasil penelitian medis di satu negara tidak bisa diterapkan di negara lain," ucapnya.

 


Kajian Soal Preeklampsia

Cochrane Indonesia resmi diluncurkan dan bisa menjadi standar informasi medis terpercaya

Detty menuturkan, Cochrane Indonesia baru diluncurkan sehingga proses temuan baru soal medis masih berjalan. Namun, sebagai orang yang berkecimpung bersama Cochrane sejak belasan tahun lalu, ia memiliki sejumlah hasil penelitian yang valid dan akan dimasukkan ke dalam Cochrane Indonesia.

"Saya banyak memberikan masukan tentang panduan klinis masalah kesehatan yang berbasis bukti ilmiah terkini, misal panduan klinis nasional untuk penanganan kehamilan dengan penyakit jantung dan preeklampsia," ujar akademisi dari UGM ini.

Ia mencontohkan kematian ibu paling banyak karena preeklampsia dan pencegahannya dengan memberikan kalsium.

Ternyata, selama ini jumlah kalsium yang diberikan puskesmas kurang efektif karena hanya 500 miligram. Berdasarkan penelitian jumlah kalsium yang efektif 1.500 sampai 2.000 miligram. Dosis sebanyak itu mampu menurunkan kasus preeklampsia sampai 70 persen.

Menurut Detty, kajian dari Cochrane juga bisa dijadikan rekomendasi oleh Kementerian Kesehatan dalam membuat kebijakan. Terlebih, adanya jaminan kesehatan nasional (JKN) di Indonesia mengharuskan pemerintah membuat layanan yang efektif dan efisien supaya tidak terjadi pemborosan uang negara.

Salah satu kajian baru yang bisa dipertimbangkan untuk JKN yang efektif dan efisien adalah anemia. Anemia pada ibu hamil bisa mengakibatkan pendarahan. Selama ini zat besi diberikan setiap hari, tetapi ternyata pemberian zat besi per minggu lebih baik.

 


Sinergi UGM dan UI

Cochrane Indonesia resmi diluncurkan dan bisa menjadi standar informasi medis terpercaya

Saat ini, Cochrane Indonesia baru melibatkan dua perguruan tinggi negeri yakni UI dan UGM.

"Kami ingin merengkuh 83 universitas di Indonesia supaya bisa bekerja sama dengan Cochrane Indonesia," tutur Siti Setiati, Kepala Pusat Afiliasi Cochrane Indonesia.

Akademisi dari UI ini membuat panduan praktik klinik (PPK) di level rumah sakit. Pasalnya, BPJS tidak mau membayar biaya pengobatan kalau tidak ada PPK. Ia membuat PPK berbasis bukti dan biaya efisien.

"Kami membimbing departemen dalam hal itu dan membantu Kemenkes menyusun panduan pencegahan kematian ibu dan anak," kata Siti.

Melalui Cochrane, ia diajarkan untuk melakukan kajian dan menilai hasil penelitian itu bisa digunakan atau tidak.

Siti berpendapat penelitian Cochrane juga bisa menjadi jaminan informasi yang benar dan melawan hoax seputar kesehatan yang banyak beredar di media sosial.

 


Bukan untuk Kepentingan Industri Farmasi

Cochrane Indonesia resmi diluncurkan dan bisa menjadi standar informasi medis terpercaya

CEO global Cochrane, Mark Wilson, mengatakan lembaganya bebas dari kepentingan industri farmasi karena melibatkan para pakar, peneliti, dan akademisi.

"Penelitian bukan untuk uang atau mengeruk keuntungan dari satu pihak tertentu," ucapnya.

Ia menjelaskan sejak 2004, timnya berupaya meningkatkan peran dan dampak dari pelaksanaan kesehatan berbasis bukti dalam praktik sehari-hari, edukasi, dan pelatihan.

Mark merasa puas karena Cochrane Indonesia bisa diluncurkan dan berharap lebih banyak upaya yang bisa dilakukan untuk memastikan kesehatan berbasis bukti ada di setiap aspek penelitian, pelayanan, dan kebijakan kesehatan di Indonesia.

Informasi medis dari Cochrane bisa diakses lewat cochrane.org dan Indonesia.cocrhane.org.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya