JK Harap Pertemuan Ulama 3 Negara Bawa Perdamaian Afghanistan

Jusuf Kalla menuturkan, 15 ulama dari masing-masing negara akan hadir dalam pertemuan di Jakarta.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 06 Mar 2018, 13:16 WIB
Wapres Jusuf Kalla (kiri) dan Ketua Umum MUI MUI Ma'ruf Amin saat tiba di Kantor MUI, Jakarta, Selasa (6/3). Berdasarkan informasi, JK dan MUI juga membahas rencana pertemuan ulama Indonesia, Afghanistan, dan Pakistan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap, pertemuan antara ulama Indonesia, Afghanistan, dan Pakistan pada 26 Maret 2018 di Jakarta bisa melahirkan fatwa. Terutama, untuk menciptakan perdamaian di Afghanistan.

"Pertemuan itu kita harapkan menghasilkan suatu kesepakatan atau fatwa bersama bagaimana menghadapi, mendamaikan Afghanistan," ucap Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa (6/3/2018).

Pria yang kerap disapa JK ini menuturkan, pertemuan para ulama ini penting. Karena, suara ulama mereka sangat didengarkan untuk melahirkan suatu kebijakan.

"Jadi pertemuan ini hasilnya kita harapkan sebagai payung (payung hukum), sebelum ada pertemuan perdamaian yang lebih teknis," jelas JK.

Dia menuturkan, 15 ulama dari masing-masing negara akan hadir. JK pun berharap pertemuan ini bisa menjadi pertemuan ulama internasional.

"Iya nanti berikutnya diupayakan hasilnya ada pertemuan ulama internasional," tandas Jusuf Kalla.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


JK Sambangi Afghanistan

Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Setwapres)

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK bertolak ke Afghanistan pada Selasa 27 Februari 2018. JK menghadiri Konferensi Proses Perdamaian Kabul yang diselenggarakan 28 Februari-1 Maret 2018.

Di depan pemimpin Afghanistan, JK menyebutkan, kehadirannya di konferensi sebagai penegasan kembali komitmen dan kontribusi Indonesia dalam proses perdamaian di Afghanistan.

Bagi Indonesia, lanjut JK, pertemuan ini sangat penting dalam proses perdamaian di Afghanistan. Karena konflik berkepanjangan yang melanda negara itu sangat membuat siapa pun menderita.

"Merobek persatuan masyarakat dan menghambat pembangunan sosial dan ekonomi. Karena konflik tidak pernah menguntungkan siapa pun," kata JK dalam keterangan tertulis yang diterima dari Jubir Wapres, Husain Abdullah, Rabu 28 Februari 2018.

Pada kesempatan itu, Wapres JK menceritakan tentang persatuan di Indonesia.

"Sebagai negara dengan lebih dari 700 kelompok etnis dan 340 bahasa daerah, Indonesia telah mengalami banyak tantangan dan konflik sebagai bangsa yang pluralistik. Alhamdulillah, kami mampu mengatasi tantangan dan konflik dan kami merasa terhormat untuk berbagi pengalaman ini," papar JK dalam konferensi.

JK juga meletakan batu pertama untuk mendirikan klinik Indonesia Islamic Center (IIC) di Kabul, Afghanistan. Hal ini dilakukannya usai menghadiri pembukaan Konferensi Proses Perdamaian Kabul.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya