Liputan6.com, Jakarta Vegan Culinary Festival 2018 kembali diselenggarakan oleh Indonesia Vegetarian Society (IVS) yang mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata. Digelar 23-25 Maret 2018, acara ini akan berlangsung di Tribeca Central Park Mall, Jakarta.
Dalam jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, I Gde Pitana mengatakan, wisatawan dari komunitas vegetarian dan vegan di Indonesia dan mancanegara semakin banyak dan terus berkembang. Hal tersebut dibuktikan dengan terus tumbuhnya rumah makan dan restoran vegetarian di berbagai daerah di Indonesia.
Advertisement
“Festival ini menjadi penting, ini cara Indonesia untuk tunjukkan kekayaan tumbuhan, di sini banyak material dasar makanan vegetarian. Saya melihat segmen wisatawan vegetarian sangat tinggi. Misalnya turis India 80 persen vegetarian. Wisman India ke Indonesia tahun kemarin 480.000, artinya sekitar 400.000 perlu pelayanan vegetarian,” ungkap Pitana.
Lebih jauh Pitana mengatakan, dari laporan Indonesia Vegetarian Society (IVS), tercatat lebih dari 1.000-an rumah makan vegetarian dan vegan, baik yang berskala besar (restoran) hingga warung kaki lima tersebar di 34 provinsi Indonesia. Bahkan banyak rumah makan yang non-vegetarian/vegan kini juga menyediakan menu khusus vegetarian termasuk hotel-hotel, tempat wisata, maskapai penerbangan, rumah sakit, hingga kantin sekolah sehingga saat ini sudah cukup akomodatif bagi kaum vegetarian dan vegan.
“Kemenpar juga menginisiasi dan memberikan dukungan even vegetarian culinary festival yang setiap tahun digelar di Batam, dan mampu menarik banyak wisman cross border dari Singapura dan Malaysia,” ungkap Pitana menambahkan.
Ajang Memperkenalkan Pola Makan Sehat
Sementara itu, Susianto Sekjen IVS sekaligus Sekjen World Vegan Organization dan Presiden Yayasan Tempe Internasional yang juga hadir dalam acara konferensi pers mengatakan, even Vegan Culinary Festival 2018 menjadi media untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang pola makan yang sehat terutama dari bahan makanan kacang-kacangan, sebagaimana yang dideklarasikan oleh Majelis Umum PBB Tahun 2016 sebagai Tahun Internasional Kacang-kacangan.
Even ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat gizi kacang-kacangan sebagai bagian dari produksi pangan yang berkelanjutan dan bertujuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi.
“Melalui kegiatan festival vegan internasional ini, kita ingin memperkenalkan pola makan yang sehat dan mengkampanyekan gaya hidup yang ramah lingkungan yakni beralih ke pangan nabati,” kata Susianto.
Advertisement
Pola Makan Sehat Sangat Penting
Sejumlah isu global tentang ketahanan pangan diangkat dalam ‘Earth Day Vegan Festival & Forum 2018’. Menurut Susianto , dalam laporan terbaru tahun 2015 yang dikeluarkan oleh PBB disebutkan bahwa pergeseran global menuju pola makan vegan sangat penting untuk menyelamatkan dunia dari kelaparan, menipisnya cadangan bahan bakar fosil, dan dampak terburuk dari perubahan iklim.
Laporan tersebut mencatat bahwa preferensi Barat untuk makanan berat daging dan susu adalah tidak berkelanjutan (unsustainable), terutama karena populasi manusia diperkirakan akan tumbuh menjadi 9,1 miliar pada tahun 2050, sementara luas lahan di bumi adalah statis. "Untuk memproduksi 1 kg daging sapi dibutuhkan 16 kg padi-padian dan palawija begitu banyak lahan yang dibutuhkan untuk pertanian, yang ironisnya hasil panennya dijadikan pakan ternak, bukan untuk makanan manusia," kata Susianto.
Rangkaian kegiatan Earth Day Vegan Festival & Forum 2018 yang berlangsung selama 3 hari, selain menggelar festival kuliner vegan Nusantara, juga dimeriahkan dengan berbagai acara menarik, antara lain Green Speech Competition, Fashion Show dengan material dasar barang bekas, Parenting & Vegan Talk Show, Flash Mob oleh INLA (International Nature Loving Association), serta Art Performance & Entertainment.