Ricuh Antar-Komunitas Agama, Kota di Sri Lanka Berlakukan Jam Malam

Sri Lanka memberlakukan jam malam di sebuah kota yang populer dengan turis, setelah dilanda kerusuhan antar komunitas agama selama berhari-hari.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mar 2018, 20:45 WIB
Ilustrasi Bendera Sri Lanka (iStockphoto via Google Images)

Liputan6.com, Colombo - Pemerintah Sri Lanka memberlakukan jam malam di sebuah kota yang populer dengan turis, menyusul ricuh antar-komunitas agama selama beberapa hari terakhir, mengakibatkan seorang seorang pria terbunuh dan sebuah toko terbakar.

Sebelumnya, Polisi mengatakan pada hari Senin bahwa telah terjadi kerusuhan dan serangan sejak akhir pekan lalu di Distrik Kandy, sementara seorang sumber mengatakan bahwa kekerasan tersebut menyebar ke seluruh negara kepulauan yang terletak di Asia Selatan itu.

"Jam malam diberlakukan untuk mengendalikan situasi di daerah tersebut (Distrik Kandy)," kata juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekera, seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (6/3/2018).

Petugas polisi pun ditempatkan di sejumlah tempat di Kandy untuk memastikan tidak ada lagi serangan.

Massa membakar toko dan menyerang tempat peribadatan di bagian timur negara tersebut.

Pejabat lokal mengatakan lebih dari 24 tersangka telah ditahan oleh polisi.

Direktur eksekutif Pusat Hak Asasi Manusia Sri Lanka, Rajith Keerthi Tennakoon kecewa dengan lambannya polisi yang, menurutnya, menyebabkan kekerasan tersebut terjadi.

Kandy adalah wilayah terakhir yang diganggu oleh konflik agama dan etnis di Sri Lanka, sebuah negara berpenduduk 21 juta orang.

 

Reporter: Farah Fuadona

Sumber : merdeka.com

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya