Liputan6.com, Colombo - Pemerintah Sri Lanka memberlakukan jam malam di sebuah kota yang populer dengan turis, menyusul ricuh antar-komunitas agama selama beberapa hari terakhir, mengakibatkan seorang seorang pria terbunuh dan sebuah toko terbakar.
Sebelumnya, Polisi mengatakan pada hari Senin bahwa telah terjadi kerusuhan dan serangan sejak akhir pekan lalu di Distrik Kandy, sementara seorang sumber mengatakan bahwa kekerasan tersebut menyebar ke seluruh negara kepulauan yang terletak di Asia Selatan itu.
Baca Juga
Advertisement
"Jam malam diberlakukan untuk mengendalikan situasi di daerah tersebut (Distrik Kandy)," kata juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekera, seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (6/3/2018).
Petugas polisi pun ditempatkan di sejumlah tempat di Kandy untuk memastikan tidak ada lagi serangan.
Massa membakar toko dan menyerang tempat peribadatan di bagian timur negara tersebut.
Pejabat lokal mengatakan lebih dari 24 tersangka telah ditahan oleh polisi.
Direktur eksekutif Pusat Hak Asasi Manusia Sri Lanka, Rajith Keerthi Tennakoon kecewa dengan lambannya polisi yang, menurutnya, menyebabkan kekerasan tersebut terjadi.
Kandy adalah wilayah terakhir yang diganggu oleh konflik agama dan etnis di Sri Lanka, sebuah negara berpenduduk 21 juta orang.
Reporter: Farah Fuadona
Sumber : merdeka.com
Saksikan juga video berikut ini: