Cerita Andy Fajar Handika, Bos Katering yang Diajak Google ke AS

Andy Fajar Handika yang seorang bos katering dipilih oleh Google diajak ke San Fransisco, AS untuk ikut mentorship. Seperti apa kisahnya?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 07 Mar 2018, 09:00 WIB
Andy Fajar Handika, CEO Kulina. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Kulina adalah sebuah bisnis katering yang didirikan oleh Andy Fajar Handika, seorang pebisnis yang memulai usahanya di Yogyakarta.

Selama dua minggu, Andy bersama tim Kulina mengikuti bootcamp yang diadakan Google di San Fransisco, Amerika Serikat (AS) yang merupakan bagian dari Launchpad Accelerator.

Kulina menjadi satu-satunya startup asal Indonesia yang lolos untuk ikut dalam Launchpad Accelerator di Silicon Valley, San Fransico. Dalam program tersebut, para startup tidak hanya diajarkan hal-hal yang berkaitan dengan web melainkan segala seluk-beluk bisnis.

"Dua minggu di Google, mereka mendatangkan mentor dari seluruh dunia. Ada mentor dari Eropa, Afrika, Brasil. Mereka expert di bidangnya. Ada mentor di web, apps, dan desain. Ada pula yang fokus di marketing seperti Head of Marketing dari Amazon," ucap Andy kepada Tekno Liputan6.com.

Tidak hanya satu-satunya startup yang mewakili Indonesia, Kulina juga satu-satunya bisnis startup berbasis kuliner yang hadir di mentorship tersebut.

Selain dipertemukan Google dengan pakar bisnis dan teknologi, Andy juga mendapat kesempatan bertemu dengan Vint Cerf, seorang sesepuh di dunia internet yang dijuluki salah satu dari "Bapak Internet".

Meskipun berkecimpung di dunia masak, Andy ternyata tidak kuliah jurusan tata boga, melainkah kuliah ilmu komputer di Universitas Gajah Mada (UGM).

Ia pun memutuskan untuk memadukan hobi masaknya dengan pengetahuannya di dunia teknologi dan bisnis.


Tidak Takut Bersaing

Tim Kulina dan Google. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Dalam hal persaingan, Kulina tidak khawatir harus 'bertempur' dengan transportasi online yang mengantar makanan, sebab model bisnis mereka berbeda.

Yang membuat Kulina berbeda adalah bisnis ini tidaklah on-demand, sehingga model bisnisnya berbeda dengan layanan antar makanan online serta lebih ekonomis.

"Kulina sebenarnya sangat berbeda, kita tidak on-demand. Karena orang order (on-demand) terus kemudian datang dari satu kurir membawa satu makanan, maka biaya cukup mahal dan ada biaya kirimnya. Sementara Kulina untuk satu porsi seharga Rp 25 ribu dan gratis ongkos kirim ke seluruh Jakarta," kata Andy.

Syaratnya adalah berlangganan dengan Kulina. Saat ini Kulina bekerja sama dengan sekitar 15 dapur untuk pelanggannya yang sebagian besar ada di perkantoran Jakarta.

Pelanggan secara individual juga bisa berlangganan Kulina. Ditambah lagi, akan ada cashback bila katering dipesan dalam jumlah banyak.

Andy yang memang ahli di bidang kuliner menawarkan menu berbeda-beda tiap harinya pada Kulina. Dalam akun Instagram-nya, ia juga sering unjuk kebolehan dalam bidang kuliner.

Instagram Andy, CEO Kulina. Dok: @talkinandy

 

Bila pelanggan tidak menginginkan katering Kulina pada satu hari, maka pelanggan bisa dengan mudah membatalkannya atau mengganti hari pengiriman makanan.

Sampai saat ini Kulina menargetkan untuk menjaring pelanggan sebanyak 100.000 orang di Jakarta sebelum melakukan ekspansi ke daerah lain.


Buka Internship di UGM

Google dan Kulina. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Tidak hanya sibuk di bidang bisnis kuliner, Andy Fajar Handika juga menyambangi almamaternya sebagai pembicara dalam hal-hal bisnis dan teknologi.

Kulina juga membuka kesempatan internship bagi para lulusan komputer UGM. Inisiatif Kulina pun mendapatkan apresiasi dari Google yang memang tengah genjar meningkatkan performa ekonomi digital di Indonesia.

Walaupun bisnisnya beroperasi di Jakarta, tetapi kantor engineering Kulina berlokasi di Yogyakarta sehingga memudahkan mahasiswa UGM yang ingin melakukan internship.

(Tom/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya