Liputan6.com, Washington, DC - Satu persatu orang terdekat Donald Trump di pemerintahan mundur. Kali ini, Gary Cohn, penasihat top ekonomi, meninggalkan posnya. Demikian pengumuman Gedung Putih.
Cohn, yang sempat digadang-gadang akan menjadi kepala staf, meninggalkan Gedung Putih usai kemarahaannya atas ketidaksetujuan dengan keputusan majikannya untuk memberlakukan tarif baja dan alumunium. Ia akan meninggalkan posnya dalam beberapa minggu ke depan.
"Gary Cohn telah menjadi penasihat ekonomi utama saya dan melakukan pekerjaan yang hebat dalam agenda kami, membantu memberikan potongan pajak dan reformasi yang bersejarah dan menyelamatkan ekonomi Amerika sekali lagi. Dia adalah bakat yang langka, dan saya berterima kasih atas pelayanan berdedikasinya kepada Orang Amerika," kata Trump dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari CNN pada Rabu (7/3/2018).
Donald Trump menyampaikan kabar tersebut di Twitter Selasa 6 Maret malam, dan mengatakan sebuah keputusan akan segera datang.
Baca Juga
Advertisement
"Akan segera membuat keputusan mengenai penunjukan Penasihat Ekonomi Kepala Baru. Banyak orang yang menginginkan pekerjaan itu - akan memilih dengan bijak!" kicau Trump.
Pengunduran diri Cohn membuat orang-orang di lingkaran Washington dan Wall Street, kaget. Banyak yang memandang Cohn, sebagai mantan eksekutif Goldman Sachs memiliki pengaruh yang mantap terhadap kebijakan ekonomi Trump.
Kepergian Cohn menimbulkan pertanyaan tentang arah pemerintahan Trump dan membuat index Dow Jones terjerumus 300 poin. "Wall Street tidak akan senang," kata seorang anggota senior Partai Republik yang pernah bekerja di Gedung Putih dan di bidang keuangan.
Guncangan terbaru juga memperkuat kekacauan yang telah dihadapi Gedung Putih dalam beberapa pekan terakhir, dengan Cohn menjadi yang terbaru dari serangkaian pengunduran diri para petinggi. Sejauh ini belum jelas siapa yang akan menggantikannya sebagai direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih.
Donald Trump kemungkinan akan mempertimbangkan Larry Kudlow, penasihat informal dirinya, kata satu sumber yang dekat dengan kedua pria tersebut.
"Ini merupakan kehormatan untuk melayani negara saya dan memberlakukan kebijakan ekonomi pro-pertumbuhan, dan mengucapkan terima kasih kepada Trump atas kesempatan tersebut," ucap Cohn dalam pernyataan usai mengunduran dirinya.
Kepala staf Gedung Putih, John Kelly mengatakan, "kami akan merindukannya sebagai mitra di Gedung Putih."
Saksikan video menarik berikut ini tentang Donald Trump:
Hubungan Memburuk Sejak Demo Supremasi Kulit Putih
Selama berbulan-bulan, Cohn menolak kepentingan proteksionis Trump, berusaha mengendalikan keinginan Trump untuk tarif curam pada impor baja dan aluminium.
Namun rencananya gagal, ketika Trump secara sepihak mengumumkan rencananya untuk mengenakan tarif baja dan aluminium usai bertemu dengan petinggi perusahaan baja dan alumunium AS.
Beberapa minggu yang lalu, Cohn dikabarkan sebagai calon penerus kepala staf Gedung Putih John Kelly - perubahan yang luar biasa dalam hubungan Trump-Cohn. Namun, gagal usai Cohn mengeluarkan pernyataan ketidaksetujuan atas sikap Trump terhadap sebuah demonstrasi supremasi kulit putih di Charlottesville, Virginia.
Sejak saat itu keduanya dingin. Meski demikian, Cohn berhasil mereformasi pajak - satu-satunya pencapaian legislatif Presiden.
Namun sejak kasus supremasi kulit putih, seseorang yang dekat dengan Cohn mengatakan bahwa hubungan keduanya "tidak pernah sama lagi".
Bentrokan berdarah antara kelompok supremasi kulit putih dan penentangnya di Charlottesville, Virginia, Amerika Serikat, membuat sejumlah petinggi perusahaan mundur dari Dewan Manufaktur Amerika.
CEO Under Armour Kevin Plank dan CEO Intel Brian Krzanich mengumumkan untuk meletakkan jabatan mereka sebagai penasihat presiden di bidang manufaktur.
Advertisement