Menpora Terus Semangati Atlet Angkat Besi Eko Yuli Irawan Terkait Rencana Penghapusan Kelas 62 kg

Menpora Imam Nahrawi masih menunggu jawaban dari Olympic Council of Asia (OCA) soal penolakan penghapusan kelas angkat besi 62 kg.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 07 Mar 2018, 12:08 WIB
Menpora Imam Nahrawi masih menunggu jawaban dari Olympic Council of Asia (OCA) soal penolakan penghapusan kelas angkat besi 62 kg.

Liputan6.com, Jakarta Menpora Imam Nahrawi menaggapi serius terkait rencana dihapusnya kelas 62 kg oleh Asia Weightlifting Federation (AWF) karena menyangkut nasib atlet pelatnas angkat besi Eko Yuli Irawan di Asian Games 2018 nanti. Menpora masih menunggu jawaban dari Olympic Council of Asia (OCA) dan berharap mendapat dukungan dari negara Asia lain.

"Saya sudah minta berulang kali kepada KOI, INASGOC dan PABBSI untuk terus koordinasi bahkan kalau perlu lakukan penggalangan ke negara-negara sahabat agar nomor 62 kg bisa di pertandingkan karena di kelas itu kita punya peluang," ujarMenpora Menpora saat melihat langsung Progres Tes Atlet Angkat Besi Pelatnas Asian Games 2018 di Mako Lanmar, Selasa (6/3) sore. 
     
Terkait surat yang di kirim Menpora kepada OCA. Ia mengaku selalu update perkembangan balasan email dari OCA.
 
"Saya tiap hari update, apakah ada balasan email dari OCA. Hal ini saya lakukan karena saya melayangkan surat kepada OCA. Sampai sore ini belum ada balasan dari OCA. Dan kita semua berharap baik itu dari PABBSI maupun masyarakat bahwa kelas 62 kg bisa dipertandingkan di Asian Games. Yang jelas kita tuan rumah, jadi kita harus punya daya tawar yang lebih tinggi lagi," jelasnya. 
 
"Saya harus menyatakan bahwa optimisme itu betul-betul tergambar. Terlihat dari wajah mereka dan dari hasil angkatan mereka. Tadi dalam progres tes event sudah menunjukkan peningkatan yang baik, meskipun kita harus berjuang lagi agar kelas 62 kg bisa diikutsertakan di Asian Games 2018," tambahnya.  
Menpora Imam Nahrawi dan para atlet Cabor Angkat Besi.
Sementara lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan masih menunggu keputusan dari KOI, PABBSI yang masih negoisasi terkait kelas 62 Kg. Menurutnya, hasilnya ini masih di tunggu sampai minggu depan.
 
"Kita belum tahu hasilnya seperti apa, jadi saat ini belum bisa berkomentar banyak tapi kita akan menunggu sampai minggu depan. Kalaupun hasilnya  kelas  62 kg tidak dipertandingkan tidak masalah karena masih ada kelas 69 kg. Tapi mudah-mudahan ada titik terang buat kelas 62 kg. Kita masih fokus di situ," ucapnya. 
 
Kelas 62 kg yang menjadi andalan Eko Yuli itu dihapus penyelenggaraannya oleh Komite Teknis dan Anggota Eksekutif AWF (Asia Weightlifting Federation) di Asian Games 2018. Surat penghapusan itu dikirimkan ke Director General IWF (International Weightlifting Federation), Attila Adamfi, 11 Februari lalu.
 
Eko Yuli merupakan salah satu potensi penyumbang medali emas buat Indonesia di Asian Games 2018. Peluang Eko untuk menyumbangkan medali emas buat Indonesia cukup besar. Pasalnya, dua negara dengan prestasi angkat besi terbaik di dunia, Kazakhstan dan China dipastikan absen karena atletnya terbukti doping.
 
(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya