Bank Sampah Induk Yogya Cari Nasabah Baru

Bank Sampah Induk Yogyakarta kini baru memiliki 100 nasabah. Bank sampah masih kesulitan mencari nasabah.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mar 2018, 06:32 WIB
Sri Handayani, aktif menjadi pembicara untuk sosialisasi Bank Sampah, baik yang dibuat oleh pemerintah maupun mahasiswa.

Liputan6.com, Yogyakarta - Bank sampah induk yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Nitikan masih kekurangan nasabah.

"Jumlah nasabah yang harus dimiliki setidaknya dua per tiga dari total bank sampah di Kota Yogyakarta," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Selasa, 6 Maret 2018, dilansir Antara.

Menurut dia, total bank sampah di Kota Yogyakarta mencapai sekitar 400 unit sehingga Bank Sampah Induk seharusnya memiliki setidaknya 300 nasabah. Namun, hingga saat ini baru ada sekitar 100 nasabah.

Tidak terpenuhinya jumlah ideal nasabah di Bank Sampah Induk tersebut ikut memengaruhi hasil penilaian tahap pertama Adipura yang sudah digelar beberapa waktu lalu.

"Nilainya masih belum terlalu baik. Kami akan coba perbaiki hasil penilaian pada tahap kedua dengan memenuhi jumlah nasabah agar ideal," kata Suyana.

Selain di Bank Sampah Induk, penilaian yang kurang memuaskan diperoleh dari aspek kondisi tempat sampah di perkantoran dan sekolah.

"Tempat sampah yang ada biasanya kurang terawat dan terlihat kotor atau jumlah tempat sampah kurang banyak. Akibatnya, hasil penilaian pun menjadi kurang maksimal," katanya.

 

 


Penilaian Adipura

Bank Sampah Gemah Ripah asal Bantul, Yogyakarta, kini beranggotakan 1.200 orang dari hampir seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Yanuar H)

Meskipun demikian, rata-rata nilai yang diperoleh Kota Yogyakarta pada penilaian tahap pertama Adipura sudah tergolong baik dan memenuhi syarat untuk masuk ke penilaian tahap kedua.

"Nilai tahap pertama sudah 72 atau masuk kategori baik. Pada penilaian tahap kedua ini diharapkan bisa naik menjadi minimal 73 sehingga Yogyakarta lolos masuk verifikasi Adipura," kata Suyana.

Selain pada faktor pengolahan dan pemilahan sampah, penilaian Adipura juga menyangkut beberapa aspek lain seperti puskesmas, rumah sakit, permukiman, dan ruang terbuka hijau.

Ketua Komisi C DPRD Kota Yogyakarta Christiana Agustiani mengatakan, bank sampah sulit mencari nasabah karena masyarakat hanya dilatih memilah dan mengolah sampah, tetapi belum sampai ke tingkat pemasaran.

"Bank sampah yang ada hanya menjadi tempat menumpuk barang-barang yang sudah tidak digunakan. Perlu terobosan baru agar kegiatan di bank sampah menjadi semakin menarik dan keberadaan bank sampah bermanfaat bagi warga," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya