Menperin: Revolusi Industri 4.0 Tak Bakal Pangkas Jumlah Pekerja

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan, pihaknya juga mendorong masyarakat terutama generasi muda untuk bisa cepat adaptasi dengan perubahan zaman.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 07 Mar 2018, 14:32 WIB
Menperin Airlangga Hartarto melakukan test drive saat penyerahan 10 mobil listrik dari Mitsubishi Motors kepada pemerintah Indonesia. Mobil tersebut terdiri dari delapan unit Mitsubishi Outlander PHEV dan dua unit i-MiEV. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak pihak menganggap, Revolusi Industri 4.0 akan banyak memangkas jumlah tenaga kerja dan menggantikannya dengan sistem robotik. Namun begitu, pemerintah meyakinkan revolusi industri keempat itu tidak akan memberhentikan banyak pekerja, tapi justru membantu pekerjaan manusia menjadi lebih cepat dan mudah.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto turut memberikan contoh penerapan Revolusi Industri 4.0 di sektor tekstil. Dia menuturkan, penggunaan mesin seperti sistem cutting dengan tenaga robotik tidak mengurangi tenaga kerja, tetapi hanya meningkatkan efisiensi.

"Jadi tenaga kerja tidak akan berkurang, malah meningkatkan produktivitas, menambah output. Sama seperti ketika komputer pertama kali diperkenalkan pada era awal sebelum 90-an, itu tidak menggantikan tenaga kerja, tapi justru efisiensinya meningkat," tutur dia di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Rabu (7/3/2018).

Airlangga Hartarto juga coba membuat perbandingan terhadap sektor industri yang tidak banyak menuntut tenaga manusia, seperti industri manufaktur tekstil, industri otomotif, dan industri Petrokimia. Ia menganggap, sektor-sektor tersebut memang jumlah tenaga kerjanya relatif lebih sedikit dari industri garmen, dan akan terus seperti itu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Selanjutnya

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Kementerian Perindustrian, menurut dia, juga mendorong masyarakat, terutama generasi muda, untuk bisa cepat beradaptasi dengan perubahan zaman tersebut. Ia menilai, revolusi digital tersebut tidak menuntut banyak modal usaha berupa dana kepada pelakunya, tetapi lebih ke arah kreativitas.

Oleh karena itu, ia melanjutkan, pemerintah telah memfasilitasi warga untuk dapat cepat beradaptasi dengan perubahan zaman itu. Kehadiran tempat-tempat seperti Bandung Techno Park dan Bali Creative Innovation Center disebutnya harus bisa dimanfaatkan oleh anak-anak muda untuk memulai langkah mereka mendirikan startup.

Tidak hanya itu, pemerintah juga telah melatih para aparatur negaranya agar bisa memberikan pelayanan berbasis teknologi. “Kita sudah siapkan ASN untuk bisa melakukan public service yang mengikuti kemajuan zaman,” pungkas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya