Lembaga Pemeringkat Ini Dongkrak Peringkat Indonesia Jadi BBB

Ekonomi Indonesia yang terus menunjukkan kinerja sangat baik dengan inflasi yang rendah dan stabil menjadi faktor kunci kenaikan peringkat Indonesia.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Mar 2018, 15:30 WIB
Siluet tiang konstruksi pembangunan gedung bertingkat terlihat di Jakarta Pusat, Senin (19/10/2015). Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,85 persen. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) meningkatkan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia dari BBB- dengan outlook positif menjadi BBB dengan outlook Stabil pada 7 Maret 2018.

Dalam siaran persnya, R&I menyatakan faktor kunci yang mendukung kenaikan SCR Indonesia adalah ekonomi Indonesia yang terus menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan inflasi yang rendah dan stabil, defisit fiskal yang terjaga, serta utang Pemerintah yang rendah.

Ketahanan ekonomi Indonesia juga dinilai semakin baik dalam menghadapi gejolak eksternal, tercermin dari defisit transaksi berjalan yang rendah dan cadangan devisa yang besar. Selain itu, pembangunan infrastruktur menunjukkan kemajuan dan iklim investasi semakin membaik.

"Perbaikan rating ke level BBB oleh R&I, yang merupakan ketiga kalinya setelah peningkatan rating oleh Fitch dan JCR, semakin mengukuhkan keyakinan dunia internasional atas kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang semakin kuat," kata Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo dalam keterangan tertulis, Rabu (7/3/2018).

R&I juga mencatat upaya Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan penerimaan pajak antara lain melalui penguatan basis data perpajakan dinilai cukup baik. Lebih lanjut, R&I meyakini kebijakan yang berfokus pada stabilitas makroekonomi dan rangkaian inisiatif reformasi struktural akan terus berlanjut di tengah berbagai agenda politik yaitu Pilkada 2018 serta Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden 2019.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Selanjutnya

Pekerja saat membangun tiang konstruksi pembangunan gedung di Jakarta Pusat, Senin (19/10/2015). Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,85 persen. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

R&I memandang tren pertumbuhan ekonomi diperkirakan terus berlanjut, inflasi akan berada pada kisaran 3-4 persen didukung kebijakan moneter yangprudent, stabilitas sistem keuangan akan tetap terjaga, defisit transaksi neraca berjalan akan sedikit melebar pada kisaran 2 persen, dan defisit fiskal akan berada di bawah pagu yang ditetapkan sebesar 3 persen terhadap PDB.

Agus menjelaskan, pengakuan tersebut didukung oleh efektivitas kebijakan Pemerintah dan otoritas dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta komitmen Pemerintah dalam mengimplementasikan reformasi struktural.

Menurut Agus, momen positif ini perlu dipertahankan bersama untuk memastikan terjaganya stabilitas perekonoman sehingga mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin kuat, berkelanjutan, dan inklusif.

"Dalam kaitan ini, Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan termasuk menempuh langkah-langkah stabilisasi nilai tukar agar sesuai nilai fundamentalnya dan upaya pendalaman pasar keuangan untuk menjaga stabilitas perekonomian," kata dia.

R&I sebelumnya memperbaiki outlook SCR Republik Indonesia dari Stable menjadi Positive, sekaligus mengafirmasi rating pada BBB- (Investment Grade) pada 5 April 2017. (Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya