Kesejahteraan Petani Kopi Sumatera dari Segelas Kopi

Starbucks menyumbangkan hasil penjualan biji kopi Sumatera 10 persen untuk kesejahteraan petani kopi dan warga di lingkungan perkebunan kopi

oleh Vinsensia Dianawanti diperbarui 07 Mar 2018, 14:50 WIB
Starbucks menyumbangkan hasil penjualan biji kopi Sumatera 10 persen untuk kesejahteraan petani kopi dan warga di lingkungan perkebunan kopi (Foto: Liputan6.com/Vinsensia Dian)

Liputan6.com, Jakarta Kopi tidak hanya menjadi minuman penghangat dan pelepas kantuk, melainkan telah menjadi budaya yang melekat bagi masyarakat Indonesia. Kualitas dari kopi Indonesia sendiri patut diperhitungkan karena dinilai memiliki rasa yang lebih autentik. Starbucks sebagai salah satu perusahaan kopi terbesar di Indonesia terus berinovasi dengan minuman berbasis espresso yang menghubungkan kopi dan petani kopi.

Pada Maret 2018, Starbucks Indonesia menjalankan kampanye "Art In a Cup". Dengan tagline "Handcrafted to Amaze". Starbucks mengajak para penikmat kopi mampu menikmati citarasa dan estetika dari espresso melalui cara barista menyajikan kopi.

"Melalui Art in a cup, kami ingin memastikan orang tidak hanya mengenal frappucinno. Tapi juga mengenal kopinya. Di sini kami ingin membuat cerita dengan berada di sini, kita menunjukkan rasa hormat terhadap kopi. Because art is about knowledge and passion. Art and coffee are good combination," ujar Anthony Cottan Direktur Starbucks Indonesia dalam acara Art in A Cup di Starbucks Oakwood, Jakarta, Selasa (6/4/2018).

 

 


Bantu Komunitas Petani di Sumatera

Ilustrasi Starbucks. (AP)

kampanye ini mengajak semakin banyak orang untuk minum kopi dengan cara yang menyenangkan, yakni dengan tampilan minuman yang menggoda dan rasa yang variatif. Starbucks pun mengambil makna sejarah dari kopi dengan penyajian yang modern.

Oleh karena itu, dalam kampanye Art In a Cup ini, Starbucks menyajikan empat varian minuman yang berbeda, seperti Caramel Cream Frappuccino Affogato Style, Caramel Macchiato, Vanilla Sweet Cream Cold Brew, dan Iced Matcha & Espresso Fusion. Empat variasi ini bermain dalam rasa dan tekstur namun memiliki espresso sebagai dasar utama.

Tak hanya menghadirkan varian minuman yang baru, melalui kampanye ini Starbucks menunjukkan komitmennya dengan membantu komunitas petani di perkebunan di Sumatera. Di mana setiap 10 gelas yng terjual dalam varian Art In A Cup akan ditanam satu pohon kopi.

Selain itu, komitmen Starbucks juga ditunjukkan dengan menyumbangkan hasil penjualan biji kopi Sumatera sebesar 10 persen untuk kesejahteraan warga di lingkungan perkebunan kopi di Sumatera. Dengan melakukan perbaikan fasilitas sekolah hingga tempat tinggal.

 

 


Spesialnya Biji Kopi Sumatera

Starbucks menyumbangkan hasil penjualan biji kopi Sumatera 10 persen untuk kesejahteraan petani kopi dan warga di lingkungan perkebunan kopi (Foto: Liputan6.com/Vinsensia Dian)

Anthony mengatakan bahwa biji kopi Sumatera telah menjadi bagian dari Starbucks selama lebih dari empat dekade. Oleh karena itu, komitmen ini menjadi awal bagi Starbucks untuk meningkatkan pertumbuhan kopi di Sumatra. Di mana adanya hubungan yang terjalin antara petani dan karyawan Starbucks.

Dalam memperluas jangkauan dan bantuannya kepada petani kopi, Starbucks pun membangun Farmer Support Center (FSC). FSC sudah ada di sembilan daerah penghasil kopi utama, di Sumatera sendiri baru didirikan pada 2015.

"Ini merupakan aksi dari Starbucks untuk melakukan investasi di bidang pengetahuan. Untuk meningkatkn kesejahteraan petani melalui peningkatan mutu dan kualitas kopi," ujar Surip Mawardi, Kepala Ahli Agronomi dan Starbucks Farmer Support Center.

Tak hanya dibekali pengetahuan, para petani lokal pun dibantu dengan menurunkan biaya produksi, pencegahan hama dan penyakit, meningkatkan kualitas kopi sesuai standar Coffee and Farming Equity (C.A.F.E) Practices sehingga hasil kopi yang dihasilkan berkualitas premium.

Wakil Sembiring selaku Kepala Desa Suka Mbayang menuturkan keberadaan Starbucks begitu terasa di tempat mereka.

"Tahun lalu, Starbucks memperbaiki fasilitas sekolah di desa kami. Starbucks juga memberikan bantuan pengetahuan sehingga kami mampu menghasilkan kopi dengan kualitas yang baik," kata Wakil Sembiring.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya