Liputan6.com, Jakarta - Sejak menjabat sebagai Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian sudah dihadapkan banyak masalah pelik. Mulai dari demo berjilid-jilid yang dilakukan kelompok anti-Ahok, Pilkada DKI 2017, kasus ujaran kebencian dan hoaks, hingga saat ini memasuki tahun politik.
Tito Karnavian pun pernah mengungkapkan keinginannya untuk pensiun dini.
Advertisement
"Kalau saya boleh pilih, saya tidak ingin sampai selesai 2022. Pada waktu yang saya anggap tepat mungkin saya akan pensiun dini," ujar Tito di kawasan Lapangan Silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Senin 10 Juni 2017.
Tito mengaku keinginan untuk pensiun dini itu muncul dari hati kecilnya akibat berbagai persoalan yang membuat pikiran stres.
Disinggung soal keinginan Tito tersebut, sang istri Tri Suswati, menegaskan kalau suaminya tidak berniat untuk terjun ke partai politik.
Dia mengatakan, sang suami malah ingin sekali memberikan pendidikan kepada anak-anaknya di masa pensiun.
"Tidak ada tujuan ke sana. Saya tahu jiwanya memang bukan politikus, beliau jiwanya profesional. Dan beliau mencintai dunia pendidikan. Beliau sangat ingin setelah menjadi Kapolri bersekolah lagi, sesudah Phd, ada post Phd gitu," ujar Tri di Mapolda Metro Jaya, Rabu (7/3/2018).
"Kami keluarga mendukung sekali Pak Tito menjadi seorang pendidik, karena anak-anak saya lebih bangga kalau anaknya jadi profesor yang mempunyai profesi sebagai pendidik. Karena memberikan pendidikan kepada orang banyak adalah suatu kehormatan yang luar biasa," sambung Tri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harapan Sang Istri
Seandainya jika ada partai politik yang mengusung mantan Kapolda Metro Jaya itu jadi wakil presiden, Tri berharap Tito tak menerimanya.
"Kalau saya sih sebagai istri, pasti suami lebih tahu apa yang lebih baik buat dia. Tetapi kalau bisa jangan," ujar Tri.
Alasannya, Tri ingin suami yang dicintainya menjadi kepala rumah tangga yang selalu dekat dengan keluarga. Sebab, selama ini ia mengaku Tito jarang sekali berkumpul bersama keluarga.
"Sekarang pun istilahnya kalau bilang selesai ya selesai. Karena sudah habis waktu buat anak dan keluarga, dan tidak bisa enjoy menikmati hidup. Karena 24 jam beliau memberikan dirinya kepada masyarakat. Hampir enggak ada waktu untuk keluarga," tutur Tri.
Reporter: Ronald
Sumber: Merdeka.com
Advertisement