Cek, 8 Kelainan Puting Payudara yang Tak Perlu Dikhawatirkan

Kelainan pada puting memang terkadang membuat tidak percaya diri dan takut akan masalah kesehatan. Namun, 8 jenis kelainan pada puting ini tidak perlu dikhawatirkan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Mar 2018, 11:00 WIB
Ilustrasi puting payudara. (Foto: Istock)

Liputan6.com, Jakarta Puting payudara merupakan bagian penting pada tubuh wanita. Namun, beberapa kelainan pada puting kadang membuat seseorang jadi tidak percaya diri.

Walaupun begitu, beberapa kelainan pada puting ini sebenarnya normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Dilansir dari Women's Health, Kamis (8/3/2018), berikut beberapa kelainan pada puting yang tidak berbahaya:

1. Puting Tidak Mencuat

Menurut Dana Scott, M.D., dari University of Michigan Von Voigtlander Women's Hospital, puting yang tidak menonjol keluar sebenarnya normal. Walaupun akan menyulitkan saat masa menyusui.

"Wanita mungkin perlu memanipulasi putingnya untuk menyusui dengan baik," kata Scott.

Karen Horton,M.D., ahli bedah plastik di San Fransisco mengatakan, dia khawatir dengan beberapa perempuan yang melakukan operasi pembalikan puting, hanya karena putingnya terbalik.

Hal ini ternyata bisa tingkatkan risiko apabila terkena kanker di bawah puting

Namun perlu dicatat, jika sebelumnya puting mencuat keluar, lalu tiba-tiba jadi masuk ke dalam, inilah yang perlu Anda periksa.

2. Puting Berbulu

Ketebalan dan tekstur rambut tiap orang berbeda-beda. Termasuk yang tumbuh di sekitar puting susu.

"Banyak yang tidak sadar ketika mereka punya rambut (di puting), beberapa membencinya, mencabutnya, atau mengukurnya," kata Horton.

Namun, ini sebenarnya normal. Beberapa etnis seperti wanita India, tenryata lebih sering memiliki puting berambut, ketimbang orang Kaukasia (kulit putih). Pengaruh dari kehamilan juga bisa menyebabkan pergeseran hormon dan menyebabkan hal ini terjadi.

 

 Simak juga video menarik berikut ini:


Aerola dan Puting Lebih

Ilustrasi (iStockphoto)

3. Areola yang Besar

Payudara yang besar cenderung memiliki areola (kulit berpigmen dan gelap di sekitar puting) yang besar. Aerola bisa melebar dan menggelap selama kehamilan dan menyusui. Ini dikarenakan perubahan hormonal.

"Ini wajar, dan membuatnya lebih mudah untuk menyusui," kata Scott. Sehingga, itu tidak perlu dikhawatirkan.

4. Puting Lebih

Tidak semua orang punya puting hanya 2. Menurut Horton, dia pernah melihat ada seseorang dengan 10 puting. Walaupun begitu, beberapa orang takut itu pertanda kanker.

Namun, ini terkadang tidak disadari karena hanya terlihat seperti jerawat, tahi lalat, atau tonjolan kecil. Hal ini bukan masalah besar, namun bila terganggu, bisa diangkat dengan operasi.

 


Lentur dan Berair

Ilustrasi Kanker Payudara (iStock)

5. Puting Lentur

Horton mengatakan, hal ini bisa terjadi terutama setelah menyusui.

"Puting susu bisa terentang dan berukuran lebih panjang dan lebar tiga kali dari penghapus pensil," tambah Horton. Puting yang lentur pada perempuan yang kurus lebih tampak menonjol di dada.

Untuk ini, beberapa memilih prosedur pengurangan puting susu. Namun sebenarnya, ini tidak perlu dikhawatirkan.

6. Puting Basah

Puting susu berguna untuk kebutuhan biologis yaitu menyusui. Namun, beberapa perempuan mengalami puting mulai meneteskan susu saat hamil.

Scott mengatakan, ini bukan masalah medis, tapi Anda harus membawanya ke dokter jika: mengeluarkan darah, hanya terjadi di satu sisi, atau basah ketika Anda memegangnya. Walaupun jarang, ini bisa pertanda kanker.

 


Miring dan Bergelombang

Ilustrasi (iStock)

7. Puting Miring

Menurut Horton, ini merupakan hal yang terjadi secara genetik. Puting seperti ini biasanya terjadi saat Anda menua, atau jika Anda mengalami naik turun berat badan.

8. Aerola Bergelombang

Puting bukan satu-satunya tonjolan di payudara. Wanita juga memiliki kelenjar Montgomery yang seperti benjolan kecil di areola. Beberapa bahkan terlihat sangat menonjol.

"Beberapa pasien mengatakan ini mirip daerah berbatu," kata Horton. Meskipun begitu, tekstur tersebut normal dan tidak bisa diubah. Kelenjar tersebut bertujuan sebagai pelumas yang berguna dalam menyusui.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya