Dulu Kotor dan Bau, Inikah Wujud Selokan Terindah di Dunia?

Siapa yang sangka, selokan di Kampung Dukuh, Yogyakarta, yang dahulu kotor dan penuh sampah kini berubah total.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mar 2018, 17:58 WIB
Foto: Brilio.net/ Gufron

Liputan6.com, Jakarta Siapa yang sangka, selokan yang dahulu kotor dan penuh sampah kini berubah menjadi kolam ikan yang nyaman dipandang mata. Selokan sepanjang 300 meter yang berada di Kampung Dukuh, Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Matirejo, Kota Yogyakarta, ini sontak menjadi viral dan mengundang perhatian banyak orang.

Bayu Rumiyanto, seorang warga sekitar lokasi selokan, mengakui, dahulu selokan di kampungnya sangat kotor, orang membuang sampah langsung ke selokan. Bau tidak sedap juga dirasakan warga kampung.

Kini pemandangan tersebut berubah seratus delapan puluh derajat. Bau selokan yang dulu ia rasakan kini telah berkurang. Air selokan yang dulu penuh sampah kini terlihat mendingan setelah adanya 15 ribu ikan nila yang dibudi daya warga setempat.

"Perubahan paling menyolok yang dirasakan saat berada di sini, yaitu senang, rileks, dan waktu pulang bisa tersenyum. Kalau dulu mana ada yang mau datang, lihat kondisi (banyak sampah) mereka pada lari," tambahnya.

 


Kesadaran Masyarakat

Foto: Brilio.net/ Gufron

Menurut ayah dua orang anak ini, berkat kesadaran masyarakat, selokan dengan konsep budi daya ikan ini bisa lestari. Warga tak menunggu satu sama lain saat membersihkan, meski ada beberapa warga yang ditunjuk sebagai bagian kebersihan selokan.

Sumiran, warga yang ditunjuk untuk mengurusi selokan, membenarkan perubahan yang terjadi di lingkungannya sejak selokan bersih dan penuh dengan ikan.

"Warga di sini melihat selokan banyak sampah, sehingga bagaimana agar sampah tidak dibuang di selokan. Dengan adanya budi daya ikan nila ini warga semakin peduli dengan adanya selokan ini," kata pengurus Mina Julantoro Asri ini.

 


Jadi Tempat Favorit

Foto: Brilio.net/ Gufron

Menurutnya, selokan di desanya kini menjadi salah satu tempat yang disukai warga untuk berkumpul. Selain sebagai tempat budi daya ikan, selokan itu kini menjadi tempat wisata edukasi. "Banyak dari Anak SD, TK, hingga warga dari kampung lain datang ke sini, bahkan wisatawan Turki ada yang datang ke sini," tambahnya.

Buat pengunjung yang ingin memberi makan ikan cukup membeli pelet langsung dari warga. Harganya seribu rupiah dalam satu ikat plastik. Nah saat disinggung brilio.net mengenai biaya yang harus dikeluarkan untuk mempercantik selokan tersebut, Sumiran mengaku butuh sekitar Rp 50 juta. Dana tersebut berasal dari bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Yogyakarta serta swadaya masyarakat.

Reporter: Muhammad Gufron Salim

Sumber: Brilio.net

 

Simak juga video menarik berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya