Pernikahan Sesama Jenis di Australia Ini Hanya Mampu Bertahan 48 Hari

Terharu, sejoli lesbian asal Australia ini hanya bertahan 48 hari. Apa penyebabnya?

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mar 2018, 08:42 WIB
Ilustrasi Foto LGBT atau GLBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender). (iStockphoto)

Liputan6.com, Canberra - Pasangan lesbian asal Queensland, Australia, Jill Kindt dan Jo Grant, telah bersama selama delapan tahun.

Kemudian, beberapa pekan lalu, Kind dan Grant menikah secara resmi, setelah pemerintah Negeri Kanguru melegalkan pernikahan sesama jenis.

Sejoli itu pun menjadi pasangan sesama jenis dan lesbian pertama yang menikah secara resmi di Australia.

Namun sayang, pernikahan mereka yang bersejarah itu hanya bertahan 48 hari.

Grant meninggal dunia akibat kanker pada 30 Januari 2018, lebih dari enam pekan setelah pernikahannya. Demikian seperti dikutip dari Australiaplus (8/3/2018).

Uniknya, berpulangnya Grant justru menguak kisah pernikahan sejoli lesbian asal Australia yang sebelumnya tak diketahui publik itu.


Kisahnya...

Ilustrasi Foto LGBT atau GLBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender). (iStockphoto)

Grant dan Kindt adalah satu dari 159 pasangan sesama jenis yang telah menikah di Queensland sejak Undang-Undang Kesetaraan Pernikahan disahkan di Australia -- yang melegalkan pernikahan sesama jenis sejak 7 Desember 2017.

Pernikahan mereka diperbolehkan berlanjut tanpa masa tunggu 30 hari karena Grant sakit parah akibat kanker langka.

Pada hari Rabu 7 Maret 2018, rincian di balik layar pernikahan tersebut, dan orang-orang yang membantu membuat pernikahan mereka terlaksana, disebutkan di Parlemen Queensland.

Jaksa Agung Yvette D'Ath mengatakan bahwa Kindt dan Grant telah disetujui, menikah, dan terdaftar dalam satu hari, setelah Panitera memutuskan adanya kondisi yang luar biasa.

Staf dari Dinas dari Kelahiran, Kematian dan Pernikahan juga memainkan peran penting, dengan satu anggota staf bahkan berkendara dari Brisbane ke sebuah stasiun layanan di pinggir jalan menuju wilayah Sunshine Coast untuk menemui pasangan tersebut dan menyampaikan dokumen yang diperlukan untuk pernikahan itu.

"Saya tahu ada pasangan lain yang menikah akhir pekan itu, dan untuk alasan yang berbeda. Mereka adalah yang pertama ... dan alasan kami melakukannya adalah hal yang sangat menyedihkan, dan saya mau menukar segalanya jika tak harus berdiri di sini dan membicarakan cerita ini," ujar Kindt.

Pada tahun 2013, Kindt dan Grant mengadakan upacara pendeklarasian komitmen, atau "hari janji" sebagaimana mereka menyebutnya, dan menganggap diri mereka sebagai pasangan untuk satu sama lain sejak saat itu.

Pada 2017 mereka menikah secara mereka legal.

"Itu bagus sekali, itu benar-benar bagus. Itu legal ... Jo (Grant) sangat menginginkan hal itu terjadi, seperti halnya saya," kata Kindt.

"Ini sangat sulit untuk dijelaskan. Kami menganggap diri kami sudah menikah, tapi secara hukum tak demikian."


Tersanjung...

Ilustrasi Foto LGBT atau GLBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender). (iStockphoto)

Kindt mengatakan bahwa ia dan istrinya merasa tersanjung oleh orang-orang yang membantu di balik layar yang berupaya sekuat tenaga untuk memastikan mereka memiliki waktu sebanyak mungkin untuk menikah secara sah.

"Tapi kami merasa terharu oleh fakta bahwa orang-orang yang tak mengenal kami membuat sesuatu yang kami inginkan terjadi dan memberi kami limpahan sukacita. Begitulah ceritanya," kata Kindt.

"Tapi saya senang cerita ini dibagi demi Jo, dan saya senang mendengar namanya disebut di Parlemen hari ini.”

"Jo dan saya menikah secara hukum selama 48 hari. Saya terima itu."

Jaksa Agung Yvette D'Ath menyebutnya "cerita inspiratif".

"Ini adalah kisah harapan yang membingkai kembali Queensland sebagai negara bagian modern dan patuh yang mengakui kesetaraan hak dan prinsip yang paling mendasar - bahwa cinta itu adalah cinta," tuturnya.

Pernikahan sesama jenis pertama di Australia terjadi mulai tanggal 9 Januari namun beberapa pasangan, seperti Kindt dan Grant, berhak mendapatkan pengecualian yang memungkinkan mereka untuk menikah lebih awal.

Lauren Price dan Amy Laker, dari Sydney, juga bertukar sumpah pada tanggal 16 Desember setelah mereka juga mendapatkan keringanan yang membebaskan mereka dari masa tunggu satu bulan karena keluarga mereka bepergian dari Wales untuk berada di sana.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya