Soal Stadion, Persija Minta Bantuan Menpora

Direktur Utama Persija, Gede Widiade, sudah melaporkan masalah ini kepada Menpora.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 08 Mar 2018, 07:45 WIB
Gede Widiade (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Tahun 2018, Persija tampil di dua kompetisi, Liga 1 dan AFC Cup. Namun sayangnya, Macan Kemayoran terkendala di stadion yang mereka gunakan sebagai laga kandang.

Untuk gelaran Liga 1, Persija sudah mendaftarkan dua stadion, yakni Pakansari dan Gelora Bung Karno (GBK). Sementara di AFC Cup, Macan Kemayoran menggunakan GBK.

Namun, dua stadion itu akan digunakan untuk gelaran Asian Games 2018, Agustus mendatang. Tentu saja, hal ini menjadi masalah besar bila Macan Kemayoran harus bertanding di ajang AFC Cup.

Direktur Utama Persija, Gede Widiade, melaporkan masalah ini kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi. Gede berharap, Menpora meneruskannya ke Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla yang juga bertindak sebagai Ketua Pembina Asian Games.

"Tidak mungkin kami mengharapkan terus-menerus di GBK, karena GBK juga punya kewajiban untuk menyelenggarakan event-event di luar kami. Jadi tadi kami sampaikan (kepada Menpora) mengenai permasalahan tersebut, untuk disampaikan Pak Menteri ke Pak Wapres nanti," ujar Gede di Kantor Kemenpora, Rabu (7/3/2018).

"Menpora mendengarkan apa permintaan kami. Permintaan kami adalah meminta kepada pemerintah untuk klub-klub -- bukan hanya Persija, untuk mempergunakan lapangan yang memang dapat dipergunakan semestinya," ucapnya melanjutkan.


Bawa Nama Indonesia

Pemain depan Persija, Marko Simic bersama Sandi Sutte dan Addison Alves merayakan gol ke gawang Tampines Rovers pada penyisihan grup H Piala AFC 2018 di Stadion GBK, Jakarta, Rabu (28/2). Persija unggul 4-1. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Pria berkacamata itu menambahkan, dia berharap pemerintah bisa mempermudah Persija menggunakan GBK sebagai kandang mereka. Terlebih lagi, Macan Kemayoran membawa nama Indonesia saat tampil di pentas AFC Cup.

"Asian Games 2018 itu kan berlaku mulai 18 Agustus sampai awal September, berarti beberapa lapangan ada yang kosong. Kami mencoba untuk meminta kepada pemerintah, dalam hal ini Kemenpora, untuk mencoba menjembatani dengan instansi terkait yang memang membidangi hal tesebut untuk memperhatikan kebutuhan Persija," ucapnya.


Minta Keadilan

Pelatih Timnas Indonesia U-22, Luis Milla (tengah) berbincang dengan Gede Widiade jelang menyaksikan laga Timnas Indonesia U-19 melawan Patriot Candrabhaga FC di Stadion Patriot, Bekasi, Kamis (27/4). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

"Kalau sampai Persija main di luar kota, itu risikonya besar sekali. Bukan hanya biaya, tapi keamanan dan nyawa suporter. Nah, ini yang sangat penting. Kemarin pada waktu Piala Presiden, pada waktu kami main di Solo, itu tiga Polda yang back up kami. Bayangkan. Masa hanya permainan sepak bola di Solo, Polda Metro Jaya, Jabar, dan Jateng harus mengerahkan kepolisiannya untuk menjaga di setiap jembatan layang di tol. Sedangkan mereka (kepolisian) punya fungsi-fungsi khusus," kata dia lagi.

"Jadi solusinya tadi yang saya sarankan kepada beliau untuk disampaikan ke atas, memberikan kesempatan pada kami. Apabila stadion tersebut tidak dipergunakan untuk Asian Games 2018, Persija diharapkan menggunakan stadion tersebut dengan ketentuan-ketentuan normatif. Jadi tidak ada istimewanya, kami hanya minta perlakuan adil. Begitu saja," kata Gede mengakhiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya