Ke BNPT, Kepala Polisi Australia Kagum Penanganan Terorisme Indonesia

BNPT mempunyai formulasi sendiri dalam penanganan terorisme yang termasuk dalam kejahatan extraordinary crime itu.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mar 2018, 23:37 WIB
Kepala BNPT Suhardi Alius dan Kepala Polisi Australia. (Humas BNPT)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Kepolisan Federal Australia (Australian Federal Police/AFP Commissioner), Adrew Colvin, terkesan dengan cara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menanggulangi terorisme di Tanah Air. Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius mengatakan, sebelumnya, Colvin menanyakan soal penanganan terorisme saat berkunjung ke BNPT.

Dia pun menjelaskan, BNPT mempunyai formulasi sendiri dalam penanganan kejahatan extraordinary crime itu.

"Kepala Polisi Federal Australia menanyakan kepada kita bagaimana masalah penanggulangan terorisme yang dilaksanakan oleh BNPT sejauh ini, Kita jelaskan bahwa kita mengkombinasikan antara hard approach (pendekatan keras melalui penegakan hukum) dan soft approach (pendekatan lunak)," ujar Suhardi usai pertemuan tersebut, dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Rabu (7/3/2018).

Kepada Adrew Colvin, dia menyampaikan, penggunaan pola hard approachment itu tidaklah menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, BNPT selama ini selalu mengedepankan pola soft approach.

"Saya katakan yang kita utamakan selama ini adalah masalah soft approach, bagaimana menyentuh akar masalah yang selama ini menjadi masing-masing variabel penyebab terorisme itu dengan baik," ujar mantan Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Sestama Lemhanas) RI ini.

BNPT kemudian memutarkan film mengenai upaya BNPT menanggulangi terorisme dengan membuat boarding school di Sei Mencirim, Deli Serdang, Sumatera Utara dan di Desa Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur. Pesantren itu digunakan untuk menampung anak-anak dari mantan napi terorisme atau kombatan agar mereka tidak mengikuti jejak orangtuanya.

"Bagi pihak Australia (AFP) untuk yang di Desa Tenggulun ini sangat special sekali di mata mereka. Karena di situlah tempat 1,2 ton bom Bali dibuat, kemudian dikirim ke Bali untuk diledakkan. Jadi itu sangat berkesan bagi AFP," ujar mantan Kapolda Jawa Barat ini.

Pria yang juga mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan, di Desa Tenggulun tersebut ada 38 mantan narapidana kasus terorisme dan kurang lebih ada 100 anak-anaknya yang selama ini dimarjinalkan.

"Dan sekarang tempat tersebut sudah berubah dari desa teroris menjadi desa yang damai sehingga menjadi desa yang dapat menyampaikan pesan damai antiradikal di situ. Nah itu rupanya itu sesuatu yang sangat luar biasa bagi pihak AFP," kata Kepala BNPT Suhardi.

 


Sharing ke Australia

 

Adrew Colvin pun meminta Kepala BNPT untuk memutarkan film tersebut pada acara The ASEAN-Australian Counter Terrorism Conference yang merupakan bagian dari ASEAN-Australian Special Summit di Sidney, pada 17-18 Maret 2018.

"Bahkan Kepala AFP akan mengatakan kepada penyelenggara konferensi itu nanti di Sidney agar bisa memberikan porsi waktu yang agak panjang kepada saya untuk bisa mempresentasikan itu semuanya kepada para peserta konferensi," ujar Suhardi yang merupakan mantan Kadiv Humas Polri ini.

Selain itu, dia menjelaskan, langkah BNPT merekrut blogger dan nitizen muda yang tergabung dalam "Duta Damai bagi BNPT" di dunia maya untuk menyebarkan paham-paham antiradikal. 

Pada pertemuan tersebut Kepala BNPT didampingi oleh Deputi II bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan, Brigjen Budiono Sandi; Direktur Pencegahan, Brigjen Hamli; Direktur Bilateral, Kombes Kris Erlangga Aji Wijaya; Direktur Kerjasama Regional dan Multilateral, Andhika Chrisnayudhanto; Kasubdit Kerjasama Asia, Pacifik dan Afrika, Kolonel Sus Fanfan Infansyah; dan Kasubdit Kerjasama Asia Eropa, Wandi Adrianto Syamsu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya