Liputan6.com, Khartoum: Sekelompok orang tak dikenal menyerang satu konvoi tentara Sudan utara dan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di wilayah titik-api Sudan, Abyei. PBB menyebutkan, Jumat (20/5), penyerangan melukai dua orang.
PBB mengatakan, kala itu pasukan penjaga perdamaian sedang mengawal dua kompi militer Sudan. Pengawalan sebagai bagian dari perjanjian antara utara dan selatan untuk menarik semua kekuatan yang tidak sah dari kedua sisi luar kekuatan bersama.
Sudan bagian selatan mayoritas memilih mendeklarasikan kemerdekaan dari Sudan utara yang sebagian besar berpenduduk Muslim dalam referendum pada Januari. Namun ketegangan-ketegangan terus meningkat di Abyei, sebuah daerah perbatasan produsen minyak yang diklaim kedua pihak.
Berdasarkan perjanjian sebelumnya, hanya satuan-satuan gabungan khusus polisi dan tentara utara-selatan yang seharusnya berpatroli di Abyei. Namun menurut citra satelit dan PBB, kedua pihak membangun pasukan terpisah dan senjata berat.
Awal bulan ini, setidaknya 14 orang tewas dalam bentrokan antara pasukan utara dan selatan di Abyei. Kedua pihak saling menyalahkan satu sama lain untuk memulai kekerasan.
Sebulan silam, Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir mengatakan tak akan mengakui Sudan selatan sebagai negara merdeka kecuali dia melepas klaim di Abyei. Sudan utara dan selatan telah berperang untuk semua itu sejak 1955 berkaitan dengan minyak, suku, agama, dan ideologi. (ANT/AIS)
PBB mengatakan, kala itu pasukan penjaga perdamaian sedang mengawal dua kompi militer Sudan. Pengawalan sebagai bagian dari perjanjian antara utara dan selatan untuk menarik semua kekuatan yang tidak sah dari kedua sisi luar kekuatan bersama.
Sudan bagian selatan mayoritas memilih mendeklarasikan kemerdekaan dari Sudan utara yang sebagian besar berpenduduk Muslim dalam referendum pada Januari. Namun ketegangan-ketegangan terus meningkat di Abyei, sebuah daerah perbatasan produsen minyak yang diklaim kedua pihak.
Berdasarkan perjanjian sebelumnya, hanya satuan-satuan gabungan khusus polisi dan tentara utara-selatan yang seharusnya berpatroli di Abyei. Namun menurut citra satelit dan PBB, kedua pihak membangun pasukan terpisah dan senjata berat.
Awal bulan ini, setidaknya 14 orang tewas dalam bentrokan antara pasukan utara dan selatan di Abyei. Kedua pihak saling menyalahkan satu sama lain untuk memulai kekerasan.
Sebulan silam, Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir mengatakan tak akan mengakui Sudan selatan sebagai negara merdeka kecuali dia melepas klaim di Abyei. Sudan utara dan selatan telah berperang untuk semua itu sejak 1955 berkaitan dengan minyak, suku, agama, dan ideologi. (ANT/AIS)