Liputan6.com, Jatinangor - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri sempat menyinggung Ketua MPR Zulkifli Hasan ketika menyampaikan pidato pemberian gelar doktor honoris causa dari kampus IPDN, Jatinangor, Jawa Barat.
Megawati mengangkat masalah perlunya Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dihidupkan kembali pada era sekarang ini.
Advertisement
"Pada politik pemerintahan yang disusun berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sudah selayaknya dan sudah seharusnya ditetapkan kembali dalam sebuah Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Saya pernah berbicara dengan Bapak Ketua MPR, persoalan ini. Karena menurut saya juga, setelah amandemen kita perlu melihat sekian pasal amandemen itu," ucap Megawati, Kamis (8/3/2018).
Dia juga mengajak Zulkifli Hasan merenung masalah sekarang ini. Terutama mengenai kepala daerah yang membawa visi-misi atau program yang berasal dari partai politik asalnya.
Visi-misi atau program tergantung para mereka yang memenangkan pertarungan di Pemilu. Sehingga, setiap ganti kepemimpinan, berganti pula kebijakan di daerah.
Imbasnya, kata Megawati, Indonesia sekarang seperti menari poco-poco, yaitu, suatu saat bisa berada di depan, namun begitu ganti pemerintahan, akan kembali tertinggal ke belakang.
"Saya bilang Bapak Zulkfili kita renungkan dan evaluasi. Kenapa kalau negara maju itu bisa langsung jalan? Karena biasanya kalau di kita, MPR itu bersepakat membuat konsep besar negara ini ke depannya mau seperti apa. Mau berapa lama," tutur Megawati.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Honoris Causa
Sebelumnya, Presiden ke-5 RI Megawati Sukarnoputri menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), hari ini. Mega pun mengaku bahagia mendapat kehormatan itu.
"Sungguh merupakan kebahagiaan dan kehormatan bagi saya mendapat anugerah gelar Doktor Honoris Causa bidang politik pemerintahan dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Semoga IPDN mampu melahirkan kader-kader terbaik bangsa, para pamong praja yang profesional, terampil dan berjiwa nasionalis," ucap Megawati di Kampus IPDN, Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (8/3/2018).
Dalam kesempatan ini, Mega juga mengucapkan selamat Hari Perempuan Internasional, yang jatuh hari ini.
Mega pun menyebut, gelar kehormatan yang diterimanya ini merupakan pengakuan politik untuk kaum perempuan.
"Hari ini, tanggal 8 Maret, bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional yang merupakan peringatan atas pengakuan hak politik bagi kaum perempuan di dunia. Perkenankan saya ucapkan Selamat Hari Perempuan Internasional kepada seluruh perempuan Indonesia," tegas Megawati.
Dia menuturkan, pada 1928 Bung Karno membuat tulisan berjudul Kongres Kaum Ibu.
Tulisan itu menjelaskan bahwa persoalan emansipasi perempuan tidak hanya sebatas persoalan persamaan hak dan derajat antara kaum laki-laki dan perempuan, tapi juga persoalan emansipasi perempuan bagian dari emansipasi bangsa.
"Artinya, keterlibatan dan kesadaran dari kaum perempuan untuk bersama kaum laki-laki mewujudkan bangsa Indonesia yang Merdeka. Gagasan Bung Karno tersebut menjadi landasan bagi saya dalam berpolitik," ungkap Megawati.
Advertisement