Air Mata Megawati Menetes di Hari Perempuan Internasional

Megawati menuturkan, emansipasi bukan hanya persoalan persamaan hak dan derajat antara laki-laki dan perempuan.

Oleh JawaPos.com diperbarui 08 Mar 2018, 17:46 WIB
Megawati membersihkan kacamatanya yang terkena tetesan air mata haru saat mengetahui kemenangan Jokowi melalui hasil hitung cepat, Jakarta, Rabu (9/7/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Bandung - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri ‎meraih gelar doktor honoris causa dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Gelar yang diraih oleh Megawati ini diketahui bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, yang jatuh pada 8 Maret.

Dalam pidatonya Megawati mengatakan, Hari Perempuan Internasional merupakan hak politik kaum Hawa di dunia. Megawati mengawali pidatonya tersebut sembari menahan air mata.

"Selamat Hari Perempuan Internasional kepada seluruh perempuan Indonesia dan dunia," ujar Megawati sambil terisak menahan air matanya, di IPDN, Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (8/3/2018).

Megawati teringat pernah ada seorang perempuan berniat bergabung dengan partai berlambang banteng moncong putih itu. Dia menceritakan, pada akhirnya niat si perempuan tadi harus kandas lantaran tak mendapat restu suami.

Putri dari Proklamator RI itu pun menyayangkan hal itu harus terjadi. Pasalnya, dia merasa si perempuan tadi memiliki potensi luar biasa menjadi politikus besar.

"Perempuan itu bilang minta maaf ke saya untuk tidak jadi bergabung. Lantas, saya tanya kenapa. Dia menjawab, ‘Suami saya mengatakan harus pilih politik atau saya (suami)’. Langsung saya lemas dan tidak bisa memberikan saran karena masuk ke ranah keluarga," kenang Megawati.

Ia lalu teringat akan pidato-pidato ayahnya, Soekarno, di Kongres Kaum Ibu pada 1928. Dalam berbagai pidatonya, Soekarno mendorong pentingnya emansipasi perempuan.

 


Emansipasi

Megawati menuturkan, emansipasi bukan hanya persoalan persamaan hak dan derajat antara laki-laki dan perempuan. Lebih dari itu, emansipasi menyangkut kesadaran setiap anak bangsa untuk memajukan Indonesia.

“Artinya keterlibatan dan kesadaran dari kaum perempuan untuk bersama kaum laki-laki mewujudkan bangsa Indonesia yang merdeka,” katanya.

Gagasan Bung Karno itu pula yang diakui Megawati menjadi pelecut semangatnya dalam berpolitik. Dia pun berharap, ke depan, politik bukan hanya eksklusif urusan laki-laki.

“Karena seluruh rakyat punya hak dan kewajiban yang sama. Setiap rakyat memikul tanggung jawab yang sama dalam berkontribusi dalam kepentingan nasional,” pungkasnya.

Baca artikel menarik lainnya dari JawaPos.com di sini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya