Liputan6.com, Jakarta Ria (39) masih ingat betul saat dirinya kembali bekerja setelah cuti melahirkan tiga bulan. Buah cintanya lahir pada Mei 2008.
Sepuluh tahun berselang, wanita berusia 39 tahun ini mengungkapkan, butuh persiapan sebelum meninggalkan anaknya untuk pergi bekerja. Pada waktu itu, adiknya yang belum menikah membantu merawat anak Ria. Dia juga memakai jasa baby sitter (perawat bayi) ungkapnya saat berbincang dengan Health-Liputan6.com.
Advertisement
Ria merasa memerlukan seseorang membantu merawat anak setelah masa cuti melahirkan. Terlebih dia dan suami sama-sama bekerja di sebuah perusahaan swasta.
Trik yang Ria lakukan sejalan dengan saran Wakil Ketua Komnas Perempuan, Budi Wahyuni, saat dihubungi Liputan6.com.
"Selama ibu dan suami beraktivitas (bekerja), perlu ada seseorang yang konsentrasi merawat anak di rumah. Jadi, saat meninggalkan anak ya ada yang jaga," jelas Budi, ditulis Kamis (8/3/2018).
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Dukungan Keluarga
Budi menekankan dukungan dari keluarga amat membantu ibu dan ayah saat bekerja. Tak hanya terkait seseorang yang menemani anak, melainkan kebutuhan perawatan lainnya.
"Bicarakan juga soal kebutuhan ASI (air susu ibu). Selagi ibu bekerja, anak juga tetap butuh ASI. Jadi, ibu juga siap memerah ASI (yang disimpan ke botol) agar anak bisa minum ASI," lanjut Budi.
Persiapan kembali bekerja setelah melahirkan memang harus dipertimbangkan baik. Antara merawat bayi dan bekerja pun perlu diseimbangkan.
Advertisement
Jalin Hubungan Baik dengan Tetangga
Salah satu persiapan kembali kerja setelah cuti melahirkan, yakni menjalin hubungan dengan tetangga. Tetangga dapat membantu berikan pengawasan.
"Ini penting ya. Kita harus baik-baik (menjalin hubungan) sama tetangga. Tetangga ibarat mata-mata. Jadi, kita tahu, kayak gimana baby sitter memperlakukan anak kita," ujar Ria.
Ketika kembali bekerja setelah cuti melahirkan, Ria dan suami pernah pindah ke rumah kontrakan, yang dekat kantor. Ini dilakukan agar bisa lebih dekat dengan anak.