Unik, Harga Tiket Pesawat Ini Ditentukan oleh 'Kantong' Penumpang

Tahun ini, sejumlah maskapai penerbangan dikabarkan menerapkan sistem baru mengenai harga tiket pesawat.

oleh Afra Augesti diperbarui 09 Mar 2018, 07:21 WIB
Perusahaan penerbangan Jerman, Lufthansa, telah mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penerbangan ke Venezuela dari tanggal 18 Juni (Wikipedia).

Liputan6.com, Berlin - Maskapai penerbangan di Eropa akan menggunakan cara baru untuk mengkategorikan harga tiket pesawat calon penumpang. Tak lagi berdasarkan jumlah perjalanan yang telah dilakukan, tapi bergantung pada seberapa kaya mereka. Inilah yang disebut "dynamic pricing" atau harga dinamis.

Bagi sebuah maskapai, mudah untuk mengumpulkan informasi tentang seseorang secara online, seperti menggunakan internet dan rincian akun pelanggan dari data yang mereka punya.

Informasi pribadi ini bisa memberikan petunjuk mengenai pekerjaan calon penumpang, rentang umur, dan penumpang mana yang sebenarnya bisa melakukan penerbangan bisnis.

Dengan cara ini, maskapai bisa menaikkan harga tiket pesawat bagi penumpang berduit alias kaya raya, sementara mereka yang berpenghasilan rendah akan diberi penawaran khusus agar tetap mau memesan tiket pesawat maskapai itu.

John McBride, direktur manajemen produk untuk PROS (penyedia perangkat lunak untuk maskapai penerbangan, seperti Emirates dan Lufthansa) mengatakan bahwa sejumlah maskapai penerbangan kini mulai menerapkan sistem tersebut.

"Sebuah perubahan besar akan terjadi pada tahun 2018. Maskapai penerbangan sedang mencoba menerapkan harga dinamis," ucapnya kepada Travel Weekly, dilansir The Sun, Rabu 7 Maret 2018.

Misalnya, mesin pencari data yang digunakan oleh sebuah maskapai akan menetapkan harga tiket lebih mahal bagi seseorang yang memiliki pekerjaan dengan bayaran tinggi.

Sedangkan seseorang yang jauh lebih muda, atau belum punya pekerjaan tetap, bisa mendapatkan tiket pesawat lebih murah.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Diskriminasi Penumpang?

Ilustrasi kursi pesawat. (iStockphoto)

Richard Taylor dari Otoritas Penerbangan Sipil mengatakan kepada Telegraph, "Jika seorang penumpang percaya bahwa model penetapan harga ini diskriminatif atau melanggar undang-undang Uni Eropa, mereka harus menantangnya di pengadilan."

Sementara itu, Lufthansa mengatakan kepada Sun Online Travel bahwa mereka sangat memperhatikan data calon penumpang dan menjaga kerahasiaannya. Harga tiket pesawat juga tidak bergantung pada jenis pekerjaan mereka.

Meski demikian, belum ada keterangan lebih rinci mengenai penetapan tiket untuk golongan pekerja tertentu dan negara mana saja yang akan menggunakannya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya