Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut ada 16 perusahaan yang akan mencatatkan saham perdananya (Innitial Public Offering/IPO) di BEI sepanjang semester I-2018. Tiga di antaranya merupakan anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Sudah ada 16 di pipeline untuk IPO sampai sekarang," kata Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Hamdi Hassyarbaini di Jakarta, Jumat (9/3/2018).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengaku, minat perusahaan untuk go public pada semester I ini cukup banyak. Alasannya karena kondisi makro ekonomi Indonesia terus membaik.
"Kondisi makro kita kan bagus yah sekarang. Makanya semester I tahun ini jumlahnya banyak (IPO)," ujar Hamdi.
Hamdi lebih jauh menjelaskan, dari 16 perusahaan yang akan listing di BEI, tiga di antaranya merupakan anak usaha perusahaan pelat merah, yaitu PT BRI Syariah, PT Tugupratama Indonesia, dan PT Wijaya Karya Realty (WIKA Realty).
Sementara untuk target listing 16 perusahaan tersebut, diungkapkannya akan dilakukan di semester I-2018 dengan menggunakan buku Desember.
"Ya kalau di pipeline sih kita usahakan semester I. Kan pakai buku Desember. Ya mudah-mudahan mereka bisa," tandasnya.
Untuk diketahui, sudah ada beberapa perusahaan yang masuk pipeline IPO semester ini. Di antaranya adalah PT BTPN Syariah Tbk, PT Sky Energy Indonesia Tbk, PT Indah Prakarsa Sentosa Tbk, dan PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk.
BEI: Proses IPO BUMN Lewati 25 Tahapan
Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat mencatatkan saham di pasar modal. Namun, BUMN harus menempuh proses panjang untuk dapat mencatatkan saham di BEI.
Proses panjang itu menjadi sorotan Direktur Utama BEI Tito Sulistio. Dalam paparan yang disampaikan saat menghadiri acara Anugerah Apresikasi Karya Alumni UI, Rabu (7/2/2018), Tito menyampaikan tahapan privatisasi BUMN yang mencapai 25 tahapan.
Tito menilai, penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering/IPO BUMN sangat penting. Apalagi bursa saham memiliki peranan mendorong tata kelola yang berkesinambungan. Selain itu juga memobilisasi sumber daya untuk perkembangan dan stabilitas pertumbuhan. Tito menuturkan, saat ini juga masih sulit untuk mendorong proses IPO BUMN lebih singkat.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat mencatatkan saham di pasar modal. Namun, BUMN harus menempuh proses panjang untuk dapat mencatatkan saham di BEI.
Proses panjang itu menjadi sorotan Direktur Utama BEI Tito Sulistio. Dalam paparan yang disampaikan saat menghadiri acara Anugerah Apresikasi Karya Alumni UI, Rabu (7/2/2018), Tito menyampaikan tahapan privatisasi BUMN yang mencapai 25 tahapan.
Tito menilai, penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering/IPO BUMN sangat penting. Apalagi bursa saham memiliki peranan mendorong tata kelola yang berkesinambungan. Selain itu juga memobilisasi sumber daya untuk perkembangan dan stabilitas pertumbuhan. Tito menuturkan, saat ini juga masih sulit untuk mendorong proses IPO BUMN lebih singkat
Advertisement