Adhi Karya Dapat Kontrak Baru Rp 1,32 Triliun

Realisasi kontrak baru dari Adhi Karya antara lain proyek tol dalam kota sebanyak 6 ruas sebesar Rp 278,8 miliar.

oleh Bawono Yadika diperbarui 09 Mar 2018, 20:17 WIB
Ilustrasi Adhi Karya (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatatkan kontrak baru senilai Rp 1,32 triliun hingga akhir Februari 2018 ini. Kontrak ini merupakan proyek infrastruktur dan properti yang dibangun pada akhir Februari ini.

"Kalau dari carry over itu, tahun lalu sebesar Rp 30 triliun. Ini sudah termasuk sama proyek light rail transit (LRT) ya," tutur Direktur Keuangan Adhi Karya Haris Gunawan di Hotel GranDhika, Jumat (9/3/2018).

Realisasi kontrak baru dari perusahaan konstruksi pelat merah ini antara lain proyek tol dalam kota sebanyak 6 ruas sebesar Rp 278,8 miliar.

Termasuk beberapa proyek Adhi Karyalain seperti fasilitas Makassar New Port sebesar Rp 234,6 miliar dan juga Jasmine Apartemen Bogor melalui anak perusahanya, yaitu PT Adhi Persada Gedung (APG) sebesar Rp 228,8 miliar.

Dengan banyaknya kontribusi lini bisnis yang dibangun, diketahui untuk segmentasi sumber dana berasal dari pihak swasta yang menyumbang 40,8 persen.

Sementara itu, nilai kontrak yang berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyumbang 58,1 persen dan diikuti oleh proyek pemerintah yang ikut andil sebesar 1,1 persen dari total nilai kontrak Adhi Karya.

Untuk kontribusi lini bisnis didominasi oleh lini konstruksi dan energi, yaitu 79,1 persen, kemudian ada lini bisnis properti, yaitu sebesar 14,4 persen, dan sisanya untuk lini bisnis lainnya.


Proyek LRT

Suasana konstruksi layang proyek LRT yang sepi dari aktivitas di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (21/2). Namun untuk bagian bawah pengerjaan tetap dilakukan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, Adhi Karya telah menerima realisasi pembayaran pertama untuk proyek light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) senilai Rp 3,425 triliun.

Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto menuturkan, pihaknya sudah menerima pembayaran pertama LRT pada Kamis (8/3/2018).

Dengan pembayaran, diharapkan dapat memberikan sentimen positif untuk kinerja keuangan perseroan. Adapun proyek LRT tersebut mencatatkan total pembiayaan Rp 21 triliun.

"Hari ini kami sudah terima Rp 3,4 triliun. Ini bagus buat cash flow kami. Ada cash," ujar Budi saat dihubungi Liputan6.com.

Seperti diketahui, PT KAI dan PT Adhi Karya Tbk merupakan penyelenggara prasarana dan sarana LRT. PT KAI menerima penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 7,6 triliun, sedangkan PT Adhi Karya Tbk menerima Rp 1,4 triliun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya