Penyidik KPK menunjukan uang pecahan Rp 50 ribu dihadapan Wartawan hasil pengembangan Operasi Tangkap Tangan di Walikota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) di gedung KPK, Jakarta, Jumat (9/3). (Merdeka.com/Dwi Narwoko)
Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan menyaksikan penyidik menunjukan barang bukti hasil pengembangan OTT di Walikota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) di gedung KPK, Jakarta, Jumat (9/3). (Merdeka.com/Dwi Narwoko)
Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan memberi keterangan terkait OTT Walikota Kendari, Jakarta, Jumat (9/3). Dalam OTT Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra dan ayahnya Asrun penyidik menemukan empat koper berisi uang Rp2,8 miliar. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)
Penyidik KPK menunjukan uang pecahan Rp 50 ribu hasil pengembangan OTT di Walikota Kendari di gedung KPK, Jakarta, Jumat (9/3). Diduga uang tersebut terkait pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemkab Kendari tahun 2017-2018. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)
Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan menyaksikan penyidik menunjukan barang bukti hasil pengembangan OTT di Walikota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) di gedung KPK, Jakarta, Jumat (9/3). (Merdeka.com/Dwi Narwoko)
Penyidik KPK menunjukan uang pecahan Rp 50 ribu dihadapan Wartawan hasil pengembangan Operasi Tangkap Tangan di Walikota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) di gedung KPK, Jakarta, Jumat (9/3). (Merdeka.com/Dwi Narwoko)