Sontekan Kalimat Santun Putus Hubungan dengan Si Dia

Putus hubungan dan patah hati adalah bagian dari pengalaman hidup manusia yang menyedihkan dan menyakitkan.

oleh Yasmine diperbarui 09 Mar 2018, 21:00 WIB
Putus cinta tidak hanya mempengaruhi emosi, namun juga tubuh Anda. Penasaran? (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Putus hubungan dan patah hati adalah bagian dari pengalaman hidup manusia yang menyedihkan dan menyakitkan. Selalu ada air mata, perdebatan dan tawar-menawar.

"Apa yang saya lakukan hingga kamu memutuskan saya?". Ya, kalimat ini selalu muncul hingha menjadi perdebatan yang sangat alot di kedua belah pihak.

"Aku akan berubah, seperti yang kamu mau!"

Ketidakcocokan seolah tak bisa menjadi alasan utama untuk putus hubungan, kecuali salah satunya melakukan perselingkuhan atau yang dikencaninya adalah seorang psikopat.

Melansir laman Askmen, Jumat (8/3/2018), ada beberapa cara bagi Anda untuk memilih ucapan perpisahan yang santun dan tak terlalu menyakitkan. Bagian terpenting adalah ia mau diputuskan dan hubungan pertemanan masih bisa berjalan.

Jika Anda benar-benar ingin putus hubungandengan pasangan, ada hal-hal yang patut Anda pahami. Salah satunya adalah lamanya hubungan Anda dengannya. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 


1. Jalinan hubungan masih dalam hitungan minggu

Bisakah putus hubungan melalui pesan singkat? (iStockphoto)

Bisakah saya memutuskannya via teks? Jawabannya tidak jika Anda memiliki hubungan yang cukup lama. Ini sangat kasar dan sulit diterima olehnya. Tapi jika Anda dan dia baru menjalani kencan dalam waktu singkat, satu atau dua kali jalan ini tak masalah. Anda dapat memberikan alasan mengapa Anda tak bisa melakukan hubungan lebih.

Seperti ini contohnya: "Hei, Sheila, sangat senang bisa mengenalmu selama satu minggu terakhir ini. Saya benar-benar minta maaf, tapi saya merasa ini bukan tempat yang tepat untuk menjalin hubungan yang lebih intim. Saya harap ini tak mengganggu perasaanmu. Saya sangat senang jika kita masih bisa berteman."

Ini adalah percakapan yang jelas untuk menyelamatkan perasaan orang lain. Jika hanya satu atau dua minggu, Anda tidak perlu menjelaskan mengapa Anda tidak merasakannya. Ini sangat umum bagi orang untuk mengubah pikiran mereka setelah beberapa kencan.


2. Putus saat hubungan memasuki usia dua bulan

Ini adalah wilayah yang sulit ketimbang harus mengakhiri hubungan yang belum memasuki usia sebulan. (iStockphoto)

Ini adalah wilayah yang sulit ketimbang harus mengakhiri hubungan yang belum memasuki usia sebulan. Tapi setidaknya ini masih terbilang singkat hingga perasaannya tak akan terlalu hancur.

Seperti ini contohnya: "Hai, sara. Aku sudah banyak memikirkan semua hal tentang kita, tapi ada sesuatu yang membuat saya tak yakin dengan hubungan ini di masa depan dan saya rasa ini bukan pertanda yang baik. Saya sangat menyesal karena mengambil keputusan ini. Tapi ini yang terbaik untuk kita berdua dan kamu bisa bertemu dengan orang yang lebih baik begitu juga dengan saya untuk hubungan yang lebih panjang."

Anda dapat melakukannya dengan duduk berdua sambil ngobrol santai bukan via teks. Ini akan membuatnya mengerti tentang keputusan yang Anda buat.


3. Hubungan telah memasuki usia 6-11 bulan ke atas

Apapun alasan Anda untuk mengakhirinya, ini adalah situasi yang pasti memerlukan diskusi langsung. (iStockphoto)

Katakanlah Anda telah berkencan selama enam bulan, dan Anda tidak merasa ingin jatuh cinta pada orang ini. Mereka bukan satu-satunya. Atau mungkin Anda ingin terus berkencan dengan santai, atau mungkin ingin pindah dan bepergian ke Eropa selama setahun.

Apapun alasan Anda untuk mengakhirinya, ini adalah situasi yang pasti memerlukan diskusi langsung. Ini dikarenakan Anda telah menghabiskan waktu yang cukup lama, enam bulan. Tapi Anda dapat meluangkan satu jam untuk percakapan perpisahan dengannya.

Ini adalah momen yang sulit. Mungkin Anda memiliki alasan yang spesifik untuk diutarakan, tapi jika jawaban ini justru membuatnya marah dan akan menyakiti perasaannya, sebaiknya Anda bungkam. Tandanya kejujuran tak lagi penting di sini.

Seperti ini contohnya: "Hai Shelby, aku ingin minta maaf. Saya khawatir ini berbeda dari biasanya dan ini akan membuat hubungan kita tak bisa berjalan lagi. Saya sangat menyesal dan saya ingin kamu tahu ini keputusan yang sulit, tapi saya tak ingin menyakitimu di depannya nanti. Jangan pernah salahkan dirimu atas berakhirnya hubungan kita."

Pendekatan ini melakukan beberapa hal dengan benar: pertama, ada ucapan maaf. Meminta maaf itu penting. Banyak orang menolak mengatakan maaf saat putus cinta karena mereka merasa bukan suatu kejahatan untuk mengakhiri sebuah hubungan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya