Perekonomian DKI Jakarta Triwulan I 2023 Meningkat Dibandingkan Sebelumnya, Faktor Apa Saja?

Pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta tumbuh 4,95 persen (yoy) dengan pangsa 16,92 persen terhadap perekonomian nasional pada triwulan I 2023

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mei 2023, 14:09 WIB
Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Liputan6.com, Jakarta - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar menyatakan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tumbuh 4,95 persen (yoy) dengan pangsa 16,92 persen terhadap perekonomian nasional pada triwulan I 2023. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 4,85 persen (yoy). 
 
Kata dia, terdapat sejumlah hal yang menyebabkan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi di Jakarta. Yakni mulai dari meningkatnya mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat pascapencabutan PPKM hingga berlangsungnya beberapa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
 
Arlyana menyebut dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta terutama bersumber dari kinerja konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi. Sedangkan dari sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan terutama bersumber dari informasi dan komunikasi (Infokom), perdagangan, serta jasa keuangan. 
 
"Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga melanjutkan pertumbuhan yang positif sebesar 4,18% (yoy), sehingga memberikan kontribusi sebesar 2,43 persen terhadap PDRB DKI Jakarta," kata Arlyana di Jakarta, Jumat (5/5/2023).
 
Lanjut dia, pertumbuhan yang positif tersebut tercermin dari peningkatan penjualan mobil serta peningkatan konsumsi terutama pada kelompok makanan dan minuman. Selain itu, perkembangan tersebut juga didukung oleh penyerapan tenaga kerja yang meningkat khususnya pada sektor pekerja formal.
 
Sementara itu kata Arlyana kinerja ekspor pada triwulan I 2023 juga masih tumbuh tinggi sebesar 11,89 peraen (yoy), sehingga memberikan andil sebesar 6,48 persen. Perkembangan tersebut terutama didukung oleh peningkatan ekspor jasa.
 
Kemudian, kinerja investasi dengan andil sebesar 0,50 persen juga tumbuh positif sebesar 1,32 persen (yoy) meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 1,23 persen (yoy). Konsumsi pemerintah pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi, pada triwulan I 2023 tumbuh positif sebesar 1,79 persen (yoy) sejalan dengan perbaikan realisasi dan postur belanja APBN. 
 
"Dari sisi sektoral atau lapangan usaha, LU infokom tumbuh 7,65 persen (yoy) sehingga memberikan andil sebesar 1,02 persen, terutama didorong oleh tingginya produksi film dan pemanfaatan teknologi digital," ucapnya.
 

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sentuh 5,03 persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2023 terhadap triwulan I-2022 tumbuh sebesar 5,03 persen (y-on-y). Angka pertumbuhan ekonomi ini mengalami kontraksi 0,92 persen dibandingkan pada kuartal IV-2022.
 
"Secara year on year pertumbuhan ekonomi kita (kuartal I-2023) 5,03 persen," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers, Jumat (5/5/2023).
 
Edy menjelaskan, kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 0,92 persen kuartal I-2023 dibandingkan kuartal IV-2022 polanya sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, beberapa tahun sebelumnya pada kuartal I selalu mengalami kontraksi.
 
Misalnya pada kuartal I-2022 kontraksi sebesar 0,94 persen, kuartal I-2021 juga kontraksi 0,93 persen, dan kuartal I-2022 terkontraksi sebesar 2,41 persen.
 
"Jadi, memang secara Q to Q untuk triwulan I polanya memang demikian selalu terkontraksi," ujarnya.
 
Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2023 masih tumbuh diatas 5 persen yakni 5,03 persen dibandingkan kuartal yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini menandakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya