Tradisi Kuno di Tibet Bisa Ubah Jasad Biksu Menjadi Cahaya

Percaya atau tidak kabarnya tim peneliti hingga saat ini masih mencari tahu bukti ilmiah, mengapa sejumlah biksu di Tibet bisa mengubah fisik tubuh mereka menjadi energi atau cahaya.

oleh Nur Aida Tifani diperbarui 11 Mar 2018, 20:00 WIB
(Foto: The mystery vault)

Liputan6.com, Jakarta 'Rainbow Body' merupakan fenomena aneh yang terjadi pada biksu ketika jasad mereka bertranformasi menjadi cahaya. Karena membuat banyak orang penasaran, para peneliti tengah mencari pembuktian akan fenomena tersebut.

The Institute of Noetic Science merupakan salah satu pihak yang ikut terlibat untuk mencari tahu lebih dalam tentang hal tersebut. Mereka telah mendokumentasikan 160 ribu kasus biksu yang mengalami 'rainbow body' atau tubuh pelangi.

Ada kaitan erat bahwa pemurnian yang dalam pada tubuh manusia merupakan salah satu cara untuk, menjelaskan fenomena tubuh bercahaya atau rainbow body. Fenomena tubuh bercahaya itu sempat memicu rasa penasaran besar dari seorang imam Katolik Francis V. Tiso.

Ia sempat melakukan dokumentasi mendalam tentang kasus Khenpo Achö, seorang biksu Gelugpa Kham, Tibet yang meninggal pada tagun 1998. Uniknya, jasad biksu itu mengalami tranformasi di mana tubuhnya menjadi sangat ringan dan bercahaya.

 


Muncul pelangi

Memasuki kondisi tubuh pelangi atau kondisi bercahaya, tubuh para biksu mengecil ataupun menyusut hingga mencapai 80% (Foto: Gaia)

Menurut kesaksikan Pastur Francis Tiso yang melihat sendiri fenomena menakjubkan tersebut, mengatakan bahwa ia menyaksikan pelangi yang muncul beberapa hari sebelum kematian biksu tersebut pada September 1998. Setelah biksu itu meninggal, sang pastur melihat lusinan pelangi muncul sesudahnya.

Tiso melihat ada trasnformasi aneh pada tubuh Khenpo Achö ketika mengembuskan napas terakhirnya.

Kulitnya menjadi putih mengkilap penampilannya mulai berubah. Kemudian jasad biksu tersebut terbungkus jubah kuning yang kerap dipakai oleh para Biksu Gelugpa. Seiring dengan berlalunya waktu, tubuh biksu itu semakin kecil, tulis dokumentasi Pastur Tiso melansir Ancient Code, Minggu (11/3/2018).

Gara-gara fenomena tersebut masyarakat lokal menjadi geger dan sejumlah pers membuat laporan tersebut dengan spesifik mengenai 'tubuh pelangi'.


Mengukir tangan dan jejak kaki mereka di gua

Jejak tangan seorang biksu Padmasambhava di luar Gua Asura, Nepal (Foto: Ancient Code)

Pengalaman spiritual yang dialami oleh Khenpo Achö juga ditulis oleh seorang Bhikkhu Nepal, Tulku Pema Rigtsal. Berdasarkan tulisannya, Khenpo Achö yang meninggal pada usia 80 mengalami pembubaran fisik, ia terbaring di tempat tidur tanpa menderita penyakit apapun. Ketika tidur ia menggunakan postur singa.

Ada dugaan kuat pria tua itu telah meraih posisi Budha karena hatinya yang sangat bersih. Ketika tubuhnya diliputi cahaya, keriput biksu itu menghilang, ia berubah menjadi anak berusia delapan tahun dengan kulit yang indah. Bahkan saat orang-orang mengetahui kematiannya, muncul pelangi dan aroma yang menyenangkan.

Namun tubuhnya berangsur-angsur berkurang hingga hanya bersisikan kuku dan beberapa helai rambut. Orang-orang di dekatnya tak pernah ada yang tahu hingga sekarang ini, ke mana perginya jasad biksu tersebut. 

Ketika jasad mulai menyusut hal ini menjadi pertanda bahwa orang yang bersangkutan sudah melalui pencapaian tertinggi dengan Sang Budha.

Biasanya setiap lima tahun sekali para biksu di Tibet mulai mengalami kondisi pencerahan ini. Meskipun begitu seminggu sebelum tranformasi berlangsung, para biksu biasa mengukir tangan dan kaki mereka pada sebuah gua. Dalam waktu tujuh hari jasad mereka kemudian bisa menyusut hingga mencapai 80 persen setelah itu memancarkan cahaya dan lalu menghilang.

Untuk mencapai kondisi ini para biksu harus mempunyai hati dan pikiran yang bersih dan penuh kasih sayang selama 13-60 tahun.

Bagaimana apakah kamu percaya fenomena kuno ini?

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya