Titiek Bantah Acara Mengenang Soeharto sebagai Kebangkitan Cendana

Titiek menilai isu upaya membangkitkan keluarga Cendana bukan baru ada saat ini.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 16 Mei 2023, 09:11 WIB
Titiek Soeharto (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Putri almarhum Presiden kedua Indonesia Soeharto, Siti Hediati Hariyadi atau Mbak Titiek, membantah acara yang digelar oleh Yayasan Damandiri bersama tujuh yayasan yang didirikan oleh ayahnya, untuk menunjukan eksistensi keluarga Cendana di dunia politik.

Diketahui selain Titiek, nama Hutomo Mandala Soeharto atau akrab dikenal Tommy Soeharto menjadi buah bibir dengan kesuksesan partainya, Partai Berkarya, menjadi peserta pemilu 2019. 

"Enggak ada urusan kebangkitan politik keluarga kami. Kami selamanya selalu concern untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Jadi di mana pun, kapan pun, bagaimana meneruskan cita-cita Pak Harto dan cita-cita para pendiri bangsa. Jadi bukan berarti baru sekarang," ucap Titiek di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu (11/3/2018).

Dia menuturkan, isu soal adanya upaya membangkitkan kembali keluarga Cendana bukan hanya kali ini.

Titiek mencontohkan isu tersebut pernah muncul ketika Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) berencana mengusung Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut maju sebagai calon presiden di Pilpres 2014. 


Selalu Gagal

Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Siti Hediati Hariyadi (tengah) usai melakukan pertemuan dengan Ketua GMPG A Doli Kurnia di Jakarta, Jumat (11/8). Usai pertemuan, keduanya meminta Setya Novanto mundur dari jabatan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Namun, sayangnya PKPB saat itu hanya memperoleh suara 2,11 persen, sehingga rencana mengusung Tutut pun sirna. Bukan hanya itu, sebelum bersama Partai Berkarya, Pemilu 2014 Tommy pernah mendaftarkan Partai Nasional Republik (Nasrep).

"Jadi bukan berarti baru sekarang ya. Perasaan dari dulu udah ada partainya Mbak Tutut. Semua tujuannya sama," ungkap Titiek.

Dia menyebut, acara tersebut sebagai wujud syukur atas apa yang dicapai Soeharto sebagai Presiden. Dan telah mendapatkan gelar Bapak Pembangunan.

"Merupakan wujud syukur kami atas apa yang dicapai negara di bawah kepemimpinan beliau. Keberhasilan pembangunan yang mendapat pengakuan dari dalam dan luar negeri," pungkas Titiek.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya