Liputan6.com, Jakarta Orangtua (ortu) yang semasa remaja disuruh diet, kemungkinan akan melakukan hal yang sama kepada anaknya sendiri. Hal tersebut menciptakan siklus yang bisa membahayakan generasi mendatang.
"Remaja yang mendapat dorongan untuk diet dari orang tua mereka lebih cenderung melakukannya dengan anak mereka sendiri," kata penulis studi Jerica Berge seperti dilansir CBS, Senin (12/3/2018).
Advertisement
Tak hanya itu, menurut Berge, mereka jadi cenderung kelebihan berat badan dan obesitas.
Orangtua yang mendorong anak remajanya untuk diet itu ternyata cukup banyak. Para periset mengatakan dorongan untuk diet pada dasarnya untuk memberi tahu anak-anak mereka agar menurunkan berat badan.
Penelitian sebelumnya telah menyarankan sebanyak 40 persen orang tua secara teratur melakukannya dengan anak perempuan dan anak laki-laki mereka.
Studi baru ini melibatkan lebih dari 550 orang yang telah direkrut untuk studi lebih besar saat mereka remaja. Peneliti mengikuti responden selama 15 tahun dan sekarang sudah menjadi orangtua. Usia rata-rata mereka sekarang adalah 31, dan dua pertiga adalah perempuan.
Saksikan juga video menarik berikut:
Komunikasi kuncinya
Mereka yang didorong untuk diet pada remaja, 25 persen lebih mungkin kelebihan berat badan dan 37 persen lebih mungkin mengalami obesitas dibandingkan orang-orang yang tidak disuruh diet selama masa remaja.
Berge mengatakan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa memusatkan perhatian pada berat badan anak atau menunjukkan perut mereka gemuk dapat membuat anak-anak berisiko mengalami masalah makan di masa depan. Tapi ketika orang tua membicarakan manfaat kesehatannya, tampaknya memiliki efek perlindungan terhadap berat di masa depan.
"Orangtua mengkhawatirkan anak-anak mereka, tapi perlu mencoba untuk fokus pada percakapan yang sehat. Alih-alih berfokus pada berat badan, bicarakan bagaimana makanan sehat dapat membantu setiap orang dalam keluarga menjadi lebih kuat secara fisik dan menjalani hidup lebih lama," katanya.
Advertisement