Liputan6.com, Sidoarjo: Pada 29 Mei mendatang genap lima tahun lumpur panas Lapindo menyembur di Sidoarjo, Jawa Timur. Namun, sejumlah pakar dan ahli geologi belum juga dapat memprediksi kapan semburan lumpur yang sudah menenggelamkan puluhan ribu rumah warga itu akan berhenti
Dalam pertemuan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/5), sejumlah peneliti asing membahas semburan lumpur panas lapindo. Beberapa ahli geologi berpendapat sulit memprediksi semburan lumpur itu akan berakhir. Pasalnya, berdasarkan penelitian kemungkinan semburan akan terus terjadi minimal 26 tahun hingga ratusan tahun mendatang.
Ahli geologi ITB Prof Sukendar Asikin berpendapat, meski sulit memprediksi kapan semburan berhenti, yang terpenting saat ini adalah mengelola lumpur yang keluar, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
Sejumlah ahli berpendapat semburan lumpur Lapindo di Porong yang terjadi 29 Mei 2006 silam disebabkan kesalahan dalam pengeboran. Akibat keteledoran itu puluhan ribu rumah tenggelam, ribuan warga korban yang menuntut di antaranya belum juga mendapatkan ganti rugi.(ADI/YUS)
Dalam pertemuan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/5), sejumlah peneliti asing membahas semburan lumpur panas lapindo. Beberapa ahli geologi berpendapat sulit memprediksi semburan lumpur itu akan berakhir. Pasalnya, berdasarkan penelitian kemungkinan semburan akan terus terjadi minimal 26 tahun hingga ratusan tahun mendatang.
Ahli geologi ITB Prof Sukendar Asikin berpendapat, meski sulit memprediksi kapan semburan berhenti, yang terpenting saat ini adalah mengelola lumpur yang keluar, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
Sejumlah ahli berpendapat semburan lumpur Lapindo di Porong yang terjadi 29 Mei 2006 silam disebabkan kesalahan dalam pengeboran. Akibat keteledoran itu puluhan ribu rumah tenggelam, ribuan warga korban yang menuntut di antaranya belum juga mendapatkan ganti rugi.(ADI/YUS)