Liputan6.com, New Delhi - Seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun di India harus menahan rasa sakit akibat luka bakar yang ia derita. Luka yang ia tanggung tersebut berawal dari serangan dua orang anak laki-laki yang tiba-tiba membakar dirinya.
Dikutip dari laman Times of India, Senin (12/3/2018), korban yang tak disebutkan namanya itu sempat bersitegang dengan dua anak laki-laki berusia 16 dan 10 tahun gara-gara sebuah telepon genggam.
Pada Jumat, 9 Maret 2018, dua orang pelaku mendekati korban dan memintanya agar dapat menunjukkan telepon baru kepunyaannya.
Baca Juga
Advertisement
Setelah ditunjukkan, dua pelaku malah merampas dan menyuruh korban untuk mengambilnya dua hari kemudian. Korban yang tak terima akhirnya diserang dan disiram menggunakan bensin lalu di bakar.
"Sebelum dibakar, saya juga sempat dipukul," ujar korban yang kini masih dirawat di rumah sakit India.
Kuldeep Kumar dan Sushma -- orangtua korban -- mendapat informasi terkait dari tetangga yang mengatakan bahwa anaknya telah dibakar.
"Kami bergegas ke lokasi kejadian dan menemukan sejumlah orang yang menyelamatkan anak saya," ujar sang ayah.
Dokter yang mengurus korban menyebut, remaja laki-laki itu mengalami luka bakar sebanyak 40 persen di sejumlah anggota tubuh.
Kasus ini sudah diselidiki oleh polisi. Dua terdakwa dapat dijerat dengan pasal upaya pembunuhan. Kini keduanya sudah diamankan dan dikirim ke lembaga pemasyarakatan khusus anak-anak yang terletak di Faridkot, India.
Bakar Tangan 13 Murid dengan Lilin
Bakar-membakar sebagai bentuk kekesalan juga pernah terjadi di India.
Pada Februari 2018, polisi di India menerima laporan tentang perlakuan sadis seorang kepala sekolah. Perempuan pemimpin sekolah itu diduga memaksa 13 murid meletakkan tangan mereka di atas api lilin.
Perbuatan kepala sekolah bernama Sushanti Hembrom itu dilatarbelakangi usaha pencarian murid berusia 9 tahun yang telah mencuri uang temannya.
Insiden itu terjadi pada Rabu lalu, di sebuah sekolah swasta di negara bagian Jharkhand, India timur. Demikian seperti dikutip dari BBC.
Usai protes dari banyak orang tua, Hembrom diskors.
Polisi mengatakan kepada BBC di India bahwa kepala sekolah tersebut mengatakan bahwa dia mengharapkan siswa yang bersalah tersebut mengaku karena ketakutan.
Tujuh dari 13 siswa yang dipaksa mengaku mengalami luka bakar yang berkelanjutan.
Setidaknya satu di antara murid-murid tersebut tangannya ditahan secara paksa di atas nyala api oleh kepala sekolah itu. Murid tersebut terluka parah dan harus dirawat di rumah sakit. Setelah diskors, Hembrom lalu dipecat.
Polisi India mengatakan Hembrom, yang sejak saat itu mengakui apa yang terjadi, mengatakan bahwa dia telah membuat "kesalahan besar" dan telah meminta maaf kepada siswa dan juga orang tua mereka.
Advertisement