Tompi: Filler Tidak Berbahaya untuk Organ Wajah, tapi...

Filler aman untuk tubuh manusia. Namun, tetap saja menjadi berbahaya bila digunakan dengan kondisi-kondisi tertentu.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 12 Mar 2018, 13:30 WIB
Menyingkap Cara Kerja dan Manfaat Suntik Filler

Liputan6.com, Jakarta Filler sesungguhnya aman dan tidak membahayakan dalam bedah plastik. Namun, beberapa orang masih melakukan prosedur yang membuatnya terlihat tidak aman.

Hal tersebut diungkapkan oleh dr. Teuku Adifitrian, Sp.Bp, alias Tompi, ketika ditemui Health Liputan6.com beberapa waktu lalu di salah satu hotel di wilayah Jakarta, ditulis Senin (12/3/2018).

"Filler itu aman. Masyarakat tidak perlu takut. Hyaluronic Acid itu aman bagi tubuh manusia, tapi dalam jumlah tertentu," kata pelantun lagu "Menghujam Jantungku" itu.

Menurut Tompi, yang menjadi masalah adalah jika penggunaannya tidak tepat, indikasi yang tidak tepat, dan dalam jumlah yang besar.

Yang pasti, filler tidak bisa untuk meninggikan hidung. "Kalau buat meratakan hidung yang ada patahan sedikit, itu masih oke. Tapi kalau untuk meninggikan, itu enggak (bisa)," kata Tompi.

Tompi mengibaratkan, penggunaan filler seperti menggunakan semen dalam pembangunan rumah.

"Kalau mau meninggikan rumah 10 lantai, ya rangkanya yang 10 lantai. Jangan semennya," ujar pria yang tergabung dalam Trio Lestari itu.

Tompi menambahkan, filler tidak akan berbahaya untuk organ-organ di wajah jika tidak menimbulkan kerusakan jaringan.

"Cuma secara bentuk sudah enggak benar. Melihatnya sudah tidak ada konturnya. Jadi kelihatan kalau muka orang suntikan," kata Tompi.

 

Saksikan juga video berikut ini:


Cakep Butuh Matang Secara Mental

Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI) berikan penjelasan terkait maraknya suntik filler yang dilakukan dengan prosedur salah (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti).

Sementara, dalam kesempatan yang sama, dr. Donna Savitry, SpBP mengatakan, untuk melakukan bedah plastik, sebaiknya usia harus benar-benar matang.

"Biasa kita menunggu hingga umur dewasa. Secara legal 21-lah. Mereka harus matang, tidak hanya ingin ikut-ikutan saja," kata Donna.

"Jadi kematangan (ada) dua, kematangan anatomi dan kematangan psikologi. Jangan sudah `dipotong` lalu, kok begini? Karena tidak siap mentalnya," kata Tompi.

"Untuk cakep saja perlu mental lo," tambah dokter yang juga penyanyi jazz itu sambil tertawa.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya