Harimau Bonita Jadi Tersangka Penerkam Buruh Bangunan di Riau

Harimau terkam buruh bangunan di Riau. Pelakunya diduga sama dengan kasus penyerangan karyawati sawit: harimau Bonita.

oleh M Syukur diperbarui 12 Mar 2018, 13:01 WIB
Setelah Jumiati, karyawati perusahaan sawit pada awal Januari lalu, kini buruh bangunan bernama Yusri yang menjadi korban keganasan harimau di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. (M Syukur/Liputan6.com)

Liputan6.com, Pekanbaru - Harimau Sumatera di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, kembali mengganas. Setelah Jumiati, karyawati perusahaan sawit pada awal Januari lalu, kini buruh bangunan bernama Yusri yang menjadi korban keganasan harimau.

Yusri ditemukan tertelungkup di tanaman rumpai di atas sungai. Leher bagian belakangnya terluka parah lantaran terkaman hewan dengan nama Latin Panthera tigris Sumatrae itu.

"Diduga dilakukan oleh harimau yang sama, pemangsa karyawati sawit awal tahun lalu," ucap Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono, saat dikonfirmasi Liputan6.com di Kota Pekanbaru, Riau, Minggu malam, 11 Maret 2018.

Haryono menuturkan, kejadian nahas ini berawal ketika tim gabungan BBKSDA dan kepolisian memburu harimau betina yang diberi nama Bonita itu pada Sabtu pagi, 10 Maret 2018. Di saat petang menjelang, didapat informasi keberadaan "Datuk Belang" di Kampung Danau, desa tersebut.

Bergerak pukul 16.00 WIB, petugas sampai sekitar pukul 17.00 WIB di lokasi. Harimau Bonita terpantau berada di belakang rumah warga dan petugas medis menyiapkan bius untuk ditembak.

"Karena jarak tembak tak maksimal, maka tidak jadi penembakan bius. Harimau itu lalu bergerak masuk kebun sawit, kurang 100 meter harimau berhenti di dekat bangunan sarang walet yang sedang dibangun," terang Haryono.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 


Teriakan Minta Tolong

Setelah Jumiati, karyawati perusahaan sawit pada awal Januari lalu, kini buruh bangunan bernama Yusri yang menjadi korban keganasan harimau di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. (M Syukur/Liputan6.com)

Di atas bangunan itu, imbuh Haryono, ada korban bersama rekan-rekannya sedang bekerja. Sadar diintai harimau, korban beserta sejumlah rekannya tetap di atas bangunan. Sementara, petugas mengendap-ngendap hingga sampai ke rumah seorang bidan.

Pada saat itu, harimau masih berdiri di samping bangunan walet. Hingga pukul 18.25 WIB, petugas masih memantau sampai harimau tadi mendekati rumah bidan.

Petugas mundur untuk mencari posisi tembak hingga akhirnya harimau tadi berjarak 100 meter dari rumah bidan. Adapun warga lainnya, meminta pekerja bangunan walet tadi untuk turun serta pulang melalui sungai.

"Harapannya bisa jauh dari harimau, tidak lewat rumah bidan tadi. Dan tanpa sepengetahuan petugas, pekerja tadi malah lewat ke jalan yang mendekati harimau," ujarnya.

Harimau tadi langsung menyerang. Petugas yang berjarak 200 meter mendengar teriakan minta tolong. Meski berusaha mendekat, petugas beserta warga tak bisa berbuat apa-apa karena terlalu gelap.

 


Ada Bekas Gigitan Harimau di Leher Korban

Setelah Jumiati, karyawati perusahaan sawit pada awal Januari lalu, kini buruh bangunan bernama Yusri yang menjadi korban keganasan harimau di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. (M Syukur/Liputan6.com)

Beberapa jam dicari, akhirnya petugas dan warga menemukan tiga pekerja bangunan tadi. Dari sana diketahui ada yang hilang satu karena semula jumlah pekerja ini ada empat orang.

Pencarian dilakukan beramai-ramai, hingga 15 menit kemudian korban Yusri ditemukan sudah tak bernyawa. Di leher bagian belakangnya ditemukan bekas gigitan atau terkaman harimau.

"Korban dievakuasi, atas kejadian ini BBKSDA turut berdukacita sedalam-dalamnya," Haryono menambahkan.

Meski sudah memakan dua korban, Haryono menyatakan pencarian Bonita tetap dilanjutkan hingga kucing besar itu tertangkap dengan selamat. Warga diminta mengurangi aktivitas di luar rumah.

"Tim sudah memberi pengertian kepada masyarakat sekitar supaya tetap redam amarahnya. Hingga kini masyarakat masih berbaur dengan petugas di lapangan," Haryono menegaskan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya