Kronologi Sebelum Hari Darmawan Ditemukan Tewas di Ciliwung

Pendiri Matahari Department Store Hari Darmawan ditemukan tewas di Sungai Ciliwung, Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 12 Mar 2018, 18:08 WIB
Vila milik Pendiri Matahari Grup, Hari Darmawan.

Liputan6.com, Bogor - Pendiri Matahari Department Store Hari Darmawan ditemukan tewas di Sungai Ciliwung, Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, pada Sabtu, 10 Maret pagi. Kapolres Bogor Kota AKBP Andi M Dicky mengungkapkan kronologi sebelum pemilik Taman Wisata Matahari (TWM) tersebut ditemukan tewas.

Pada Jumat, 9 Maret sore, Hari Darmawan mengadakan rapat dengan stafnya di TWM. Kemudian dilanjut makan malam di restoran siap saji di Jalan Raya Puncak dekat Pasar Cisarua sekitar pukul 19.00 WIB.

"Tak lama korban meminta kunci vila ke salah satu sopirnya. Bilangnya mau lihat vila," kata Dicky, Senin (11/3/2018).

Hari Darmawan kemudian berangkat ke vilanya di Jalan Hankam Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, diantarkan oleh sopirnya bernama Oking. Saat tiba di vila, seperti biasa pria kelahiran 27 Mei 1940 ini mengecek kondisi sekitar vila berlantai dua itu. Di sana Hari juga sempat membaca koran.

Selanjutnya, Hari meminta Oking untuk mengambilkan air minum di dalam mobil yang terparkir di halaman rumah warga sekitar pukul 21.25 WIB.

"Saat mau ambil minum, sopirnya sempat melihat korban turun ke bawah mendekati sungai," kata dia.

Saat Oking kembali lagi ke vila, Hari Darmawan tidak berada di tempat. Oking sempat mencarinya di sekitar vila dan warung, tapi korban tak kunjung ditemukan.

"Sopirnya lalu mengontak security TWM. Setelah datang, mereka mencarinya," ujar Dicky.


Lapor Hilang

Lokasi jatuhnya pendiri Matahari Hari Darmawan. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Pihak TWM kemudian melaporkan kehilangan bosnya itu ke pihak kepolisian setempat. Karena gelap, pencarian baru dilakukan pagi hari.

Saat itu, polisi sempat menemukan jejak kaki yang diduga bekas korban, di bibir sungai Ciliwung atau di bawah bangunan vilanya itu.

"Ada dugaan korban terpeleset dan jatuh ke sungai di lokasi yang tidak ada pagarnya. Makanya besok paginya dicari di sekitar sungai," kata Dicky.

Sabtu sekitar pukul 06.30 WIB, tim SAR dan petugas kepolisian menemukan korban sudah dalam keadaan meninggal tersangkut di bebatuan, sekitar 100 meter dari lokasi jatuhnya korban.

"Di TKP kami menemukan uang pecahan Rp 100 ribu ada 40 lembar di saku celana kanan. Sepatunya hilang satu dan HP, dompet juga hilang," sebut Dicky.

Dari hasil olah TKP, polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan fisik oleh orang. Hanya luka lecet, lebam, dan sobek diduga akibat kena benturan batu saat terbawa arus.

"Dari pemeriksaan fisik tidak ada tanda kekerasan akibat orang," terang Dicky.

 


Periksa 11 Saksi

Jenazah Pendiri Matahari Store tiba di Bali

Namun demikian, polisi masih menyelidiki untuk mengetahui penyebab kematian pria berusia 77 tahun ini. 11 saksi sudah dimintai keterangan, termasuk seorang sopir pribadinya yang ada di lokasi.

"Dari pihak keluarga korban belum kita periksa karena masih berduka," kata dia.

Saat ditanya apakah korban meninggal karena bunuh diri, Dicky belum bisa memastikannya karena dalam penyidikan.

"Waktu kejadian minim saksi. Saat itu hanya sopirnya yang ikut, tidak ada orang lain," pungkas Dicky.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya