Liputan6.com, Jakarta - Fitur pemindai sidik jari (fingerprint) di dalam layar saat ini belum dimiliki oleh satu smartphone pun di pasar. Samsung Galaxy Note 9 yang diprediksi akan memiliki fitur itu pun, kini dilaporkan tidak akan hadir dengan teknologi tersebut.
Dilansir GSM Arena, Jumat (16/3/2018), analis KGI, Ming-Chi Kuo, mengatakan bahwa Galaxy Note 9 yang akan meluncur pada periode semester II 2018, tidak akan memiliki pemindai jari di dalam layar.
Samsung diduga membatalkan kehadiran fitur itu karena berbagai hal yang dibutuhkan seperti ultrasonic reader atau optical reader, belum mampu memenuhi persyaratan teknisnya.
Baca Juga
Advertisement
Kendati demikian, Kuo yakin Samsung akan berhasil menghadirkan teknologi tersebut untuk smartphone terbarunya nanti.
Para analis KGI tidak yakin teknologi pemindaian wajah bisa menggantikan sidik jari. Oleh karena itu, pemindaian sidik jari dinilai akan menjadi bagian penting untuk desain layar di masa depan.
Tidak hanya Samsung, perusahaan-perusahaan yang membuat sensor untuk teknologi tersebut tentunya menyambut baik kehadiran fitur semacam itu.
Terutama karena berbagai modulnya akan empat hingga enam kali lebih mahal daripada sensor kapasitif yang ada sekarang.
Lebih lanjut, Kuo tetap meyakini para produsen perangkat Android selain Samsung, akan lebih memilih pemindaian wajah dibandingkan fitur pembaca sidik jari di balik layar.
Ia menilai dalam dua tahun lagi, akan semakin banyak smartphone Android memiliki fitur pemindaian wajah dibandingkan pembaca sidik jari.
Gedung Tertinggi Dunia Jadi Papan Iklan Samsung Galaxy S9
Terlepas dari Galaxy Note 9, Samsung saat ini tengah sibuk memasarkan smartphone flagship terbarunya, seri Galaxy S9. Salah satu cara untuk mempromosikan smartphone tersebut yaitu memasang iklannya di gedung tertinggi dunia, Burj Khalifa, di Dubai.
Dikutip dari pernyataan resmi Samsung beberapa waktu lalu, sebagai bentuk perayaan kehadiran Galaxy S9 ke Dubai, Samsung menghadirkan pertunjukan LED di Burj Khalifa.
Alhasil, lampu LED yang didominasi warna biru dengan tulisan Galaxy S9, terpampang di gedung setinggi 830 meter tersebut.
Samsung juga menjadi perusahaan teknologi pertama di dunia yang menampilkan pertunjukkan LED di gedung pencakar langit tersebut. Samsung menyebut komitmen itu sebagai bentuk filosofi "Do What You Can't" alias "Lakukan yang Tak Bisa Kamu Lakukan", yaitu sebuah ajakan untuk menghilangkan hambatan dan memberdayakan orang dengan tujuan mencapai berbagai hal yang dianggap mustahil.
Tidak sekadar memajang tulisan Galaxy S9 di Burj Khalifa, Samsung juga menyediakan booth di dekatnya. Hal ini membuat turis dan orang-orang yang datang menyaksikan pertunjukan LED, bisa menjajal perangkat dengan fitur video super slow-motion itu.
Advertisement
Indonesia Termasuk Negara Awal Pemasaran Galaxy S9
IT & Mobile Marketing Director Samsung Electronics Indonesia, Jo Semidang, mengatakan, Indonesia menjadi negara fase pertama yang mendapatkan Galaxy S9 pada 16 Maret mendatang. "Bersamaan dengan Amerika dan negara-negara Eropa, ini karena premium market (Indonesia) berkembang pesat sehingga pre-order bagus," ujar Jo.
Sekadar diketahui, pre-order Galaxy S9 dan Galaxy S9 Plus dilakukan sejak 27 Februari hingga 5 Maret 2018. Rencananya, Galaxy S9 akan dijual di Indonesia mulai 16 Maret 2018. Pada saat itu pula, pemilik Galaxy S seri sebelumnya bisa melakukan trade-in dengan Galaxy S9.
Untuk harga jualnya, Galaxy S9 yang dibekali RAM 4GB dan memori internal 64GB dibanderol Rp 11,499 juta. Galaxy S9 Plus varian RAM 6GB dengan memori internal 64GB dijual Rp 12,999 juta, sedangkan varian memori internal 256GB dibanderol Rp 14,499 juta.
Galaxy S9 dan Galaxy S9 Plus hadir dalam tiga pilihan warna di Indonesia, yaitu Midnight Black, Coral Blue, dan Lilac Purple.
Adapun penjualan perdana Galaxy S9 dan Galaxy S9 Plus akan dilaksanakan 16-18 Maret 2018 di Mall Kelapa Gading 3 Jakarta Utara, Central Park Jakarta Barat, Sun Plaza Medan, dan Pakuwon Surabaya.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: