Liputan6.com, Manchester - Lama tak terdengar, nama Marcus Rashford mendadak jadi headline di media-media Eropa akhir pekan lalu. Hal ini tak lepas dari keberhasilannya membawa Manchester United (MU) menekuk musuh bebuyutan mereka, Liverpool. Dalam laga itu, Rashford jadi senjata rahasia Setan Merah.
MU menang 2-1 atas tamunya Liverpool pada lanjutan pertandingan Liga Inggris di Old Trafford, Sabtu (10/3/2018) malam WIB. Di saat perhatian lebih tertuju kepada Romelu Lukaku atai Alexis Sanchez, Rashford tiba-tiba datang dan memborong dua gol Setan Merah.
Advertisement
MU membuka keunggulan pada menit 14. Diawali dari umpan panjang David De Gea, bola berhasil ditanduk Lukaku ke arah Rashford. Sang pemain kemudian mengelabuhi Trent Alexander- Arnold, sebelum melepaskan tembakan ke tiang jauh.
Selang 10 menit, Rashford lagi-lagi mencatatkan namanya di papan skor. Skenario gol ini mirip dengan gol pertama. Berawal dari umpan panjang De Gea, bola berhasil dikuasai Lukaku. Kemelut kemudian terjadi di kotak penalti, sebelum akhirnya Rashford menyontek bola ke gawang Loris Karius.
“Aku pikir sentuhan pertamaku sebenarnya adalah sentuhan yang buruk. Aku tidak bisa menyelesaikannya dengan langkahku. Jadi aku harus menghidupkannya kembali, memulihkannya dengan sentuhan kedua dan sisanya cukup sederhana untukku. Itu memberi Anda kepercayaan diri untuk berbuat lebih banyak dan pada gol kedua, bola datang kepadaku dan langsung ditembak,” kata Rashford kepada Sky Sports.
Sempat Terpuruk
Rashford sempat terpuruk sebelum lawan Liverpool. Manajer MU Jose Mourinho jarang memainkannya sejak kehadiran Alexis Sanchez dari Arsenal.
Sebelum lawan Liverpool, Rashford kali terakhir tampil sebagai pemain inti ketika MU menghadapi Yeovil Town pada Januari 2018.
Hal tersebut sempat membuat peluang Rashford dipanggil membela Timnas Inggris di Piala Dunia 2018 menipis. Untungnya, Rashford berhasil menepis semua keraguan lewat penampilannya saat melawan Liverpool. Laga itu disaksikan langsung oleh Manajer Timnas Inggris Gareth Southgate.
“Aku benar-benar tidak tahu bahwa Southgate ada di sini. Senang rasanya berada di sini untuk ditonton. Ada banyak pemain yang bersaing dan ada bagusnya dia memantau semua pemain. Aku tidak terlalu memikirkan Piala Dunia. Tapi, kami selalu melakukan komunikasi dan itu sangat membantu pemain,” Rashford menambahkan.
Advertisement
Perkembangan Terhambat
Rashford sudah mengejutkan banyak pihak sejak dipercaya pelatih Louis van Gaal menembus tim utama MU sejak musim 2015/2016. Dari 18 laga, ia membukukan delapan gol dan dua assist.
Situasi berbeda langsung dirasakan Rashford ketika Mourinho datang menggantikan Van Gaal. The Special One kerap menjadikan Rashford sebagai pilihan kedua, bahkan ketiga. Akibatnya, banyak laga yang dimainkan striker 20 tahun itu, tapi hanya sebagai pengganti.
Di musim 2017/2018, ia memang sudah tampil dalam 39 laga MU di semua kompetisi. Tapi, sebagian besar didapat hanya sebagai pemain pengganti.
Menurut mantan Pelatih Crystal Palace, Frank de Boer, Rashford tak cocok dilatih Mourinho. Ia percaya perkembangan Rashford di Old Trafford terhambat gara-gara sosok The Special One.
"Sayang sekali manajer Rashford adalah Mourinho, karena dia pemain Inggris dan Anda ingin dia mendapatkan waktu bermain," kata De Boer kepada BT Sport.
"Rashford bisa membuat kesalahan, tapi jika dia memiliki satu atau dua permainan yang tidak bagus, Mourinho akan mencadangkannya. Dia masih sangat muda, dia butuh permainan. Tapi dia sangat berbakat dan Anda ingin melihatnya bermain setiap minggu," De Boer menambahkan.
Yang jelas, dua gol ke gawang Liverpool telah mengangkat kembali nama Rashford. Sang pemain pun kembali diperhitungkan oleh Mourinho dan bisa jadi senjata rahasia MU di akhir musim ini.