Liputan6.com, Jakarta Pihak kepolisian Inggris meyakini, racun saraf digunakan untuk melumpuhkan seorang mantan mata-mata Rusia. Eks mata-mata berusia 66 tahun itu ditemukan sekarat di sebuah bangku taman bersama putrinya di Salibury, Inggris, 4 Maret 2018.
Dikutip dari Live Science, Selasa (13/3/2018), racun saraf atau dalam bahasa Inggris disebut Nerve Agent, mampu menghentikan sistem saraf pusat untuk terhubung dengan otot dan kelenjar lain yang dibutuhkan tubuh untuk hidup.
Advertisement
Bahan kimia dalam racun saraf, yang mampu menghentikan kerja tubuh ini disebut asetilkolin. Ketika zat ini tidak dapat dipecah oleh tubuh, otot, jantung, dan paru-paru akan mengalami kejang sampai mereka menjadi lumpuh.
Korban racun akan kehilangan kendali atas fungsi tubuh mereka. Air liur akan keluar, muntah, dan buang air kecil hanyalah awalnya saja. Dalam hitungan menit, sesak napas dan serangan jantung bisa terjadi.
"Jika Anda pernah melihat lalat disemprotkan cairan, dia akan jatuh dengan punggungnya dan kakinya berada di atas, seperti itulah cara kerja racun saraf," kata Dr. Simon Cotton, dosen kimia senior di Universitas Birmingham, Inggris.
Simak juga video menarik berikut ini:
Racun yang digunakan pada Kim Jong Nam
Racun semacam ini sesungguhnya digunakan sebagai pestisida. Salah satu jenisnya adalah Sarin. Bentuknya bisa cair maupun gas. Zat ini tidak menimbulkan bau dan tidak berasa, sehingga sulit dideteksi hingga gejala keracunan terlihat.
Racun lain yang terkenal adalah VX (Venomous Agent X). Racun ini digunakan untuk membunuh Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, beberapa waktu lalu.
Racun semacam ini biasanya diproduksi oleh negara-negara dengan infrastruktur yang sangat maju.
Advertisement
Mata-mata Rusia selamat dari maut
Seorang mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal, bersama putrinya Yulia, ditemukan kaku di sebuah taman di Salisbury, Inggris, pada Minggu, 4 Maret 2018 waktu setempat.
Keduanya terlihat pucat dan kaku. Cairan muntah keluar dari mulut Sergei, sementara putrinya lemas dengan posisi duduk, serta mulut dan mata terbuka lebar.
Mereka diperkirakan diserang dengan racun saraf Novichok, yang berasal dari era Soviet.
Keduanya selamat namun harus mendapatkan perawatan intensif.