Liputan6.com, Jakarta Racun saraf yang digunakan untuk menyerang mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan putrinya di Inggris, diketahui berjenis Novichok.
Dikutip dari Live Science, pada Selasa (13/3/2018), Novichok diambil dari bahasa Rusia yang berarti "pendatang baru". Racun saraf ini dibuat pada era Soviet sekitar tahun 1970 hingga 1980-an, untuk melawan perjanjian yang melarang senjata kimia dengan struktur tertentu.
Advertisement
Novichok dianggap memiliki struktur yang berbeda. Namun, sama seperti racun saraf lain, Novichok mengikat dan mematikan cholinesterase, enzim yang digunakan sistem saraf untuk terhubung dengan otot.
"Alasan mengapa Anda meninggal karena racun ini sederhana," kata Dr. Lewis Nelson, piminan pengobatan darurat di Rutgers New Jersey Medical School, Amerika Serikat.
"Jika otot Anda tidak bekerja, Anda tidak bisa bernapas. Jika tidak bernapas, Anda akan mati," kata dokter yang juga terlibat dalam pengobatan Skripal.
Novichok sendiri berbentuk bubuk yang sangat halus. Racunnya dibuat dengan dua komponen tidak beracun yang terpisah, disatukan agar menjadi bahan aktif dan beracun.
Simak juga video menarik berikut ini:
Gejala yang Ditimbulkan
Dalam buku Responding to Terrorism: A Medical Handbook tertulis, gejala yang ditimbulkan racun ini apabila dihirup, bisa terjadi dalam 30 detik hingga 2 menit.
Menurut Nelson, gelaja yang terjadi antara lain masalah pencernaan, kelebihan air liur dan air mata, hingga kejang dan jantung yang berhenti berdetak.
Karena hanya membutuhkan sedikit saja untuk membunuh, Novichok sulit untuk dideteksi pada korbannya.
Jika seseorang terkena Novichok, mereka harus segera terhubung dengan bantuan kehidupan dan melakukan dekontaminasi. Pakaian mereka harus dilepas dan kulit harus dicuci dengan sabun dan air.
Beberapa obat penawar seperti atropin, pralidoxime, dan diazepan mungkin dapat menyelamatkan nyawa korban.
Namun, apabila selamat, beberapa racun akan menimbulkan luka yang permanen.
Advertisement
Eks Mata-Mata Rusia Sekarat
Sergei Skripal, 66 tahun, dan putrinya Yulia yang berumur 33 tahun, dicurigai terkena racun Novichok.
Mereka ditemukan kaku dan tidak sadarkan diri di sebuah bangku taman di Salisbury, Inggris.
Walaupun selamat, keduanya harus mendapatkan perawatan intensif akibat keadaan mereka yang kritis.