Garuda Indonesia Terbitkan Obligasi US$ 750 Juta

PT Garuda Indonesia Tbk akan menggunakan obligasi atau surat utang untuk pembiayaan kembali utang dan kegiatan usaha.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Mar 2018, 15:15 WIB
Pesawat Airbus A330 yang dipesan Garuda Indonesia tiba di Bandara Soekarno Hatta pada 23 Juli 2009. (AFP / Arif Ariadi)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan menerbitkan surat utang atau obligasi senilai US$ 750 juta. Dana hasil penerbitan obligasi untuk pembayaran utang.

Mengutip keterangan yang diterbitkan perseroan pada Selasa (13/3/2018), PT Garuda Indonesia Tbk memiliki utang jangka panjang sebesar US$ 636 juta dan jangka pendek sebesar US$ 1.080 juta.

Dana hasil penerbitan obligasi untuk pembiayaan kembali utang sehingga proporsi utang jangka panjang tidak akan lebih kecil dibandingkan proporsi pinjaman jangka pendek.

Selain pembiayaan kembali utang, perseroan akan menggunakan obligasi untuk kegiatan usaha perseroan.Adapun jatuh tempo obligasi tersebut pada 2023 dan obligasi akan diterbitkan tanpa jaminan.

Perseroan dibantu joint lead manager untuk menerbitkan obligasi itu antara lain Australia and New Zealand Banking Group (ANZ), Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ (BTMU), Deutsche Bank dan Standard Chartered Bank.Penerbitan obligasi tersebut melebihi 50 persen dari total ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan 2017.

Total ekuitas perseroan sebesar US$ 937,46 juta. Jadi total nilai rencana transaksi melebihi 50 persen dari total ekuitas perseroan per 31 Desember 2017. Perseroan pun akan meminta persetujuan pemegang saham untuk melakukan aksi korporasi tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 April 2018.

PT Garuda Indonesia Tbk membukukan rugi bersih pada 2017 sebesar US$ 213,38 juta pada 2017. Pendapatan usaha perseroan naik menjadi US$ 4,17 miliar pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 3,86 miliar.

 

 


Buka Rute Jakarta-Sorong

PT Garuda Indonesia Tbk mengimbau para penumpang yang memiliki jadwal penerbangan dari dan menuju Lombok untuk kembali lakukan reservasi.

Sebelumnya, PT Garuda Indonesia Tbk akan melayani penerbangan langsung rute Jakarta-Sorong (Pulang Pergi/PP) pada Sabtu pekan depan, 10 Maret 2018. Upaya ini memperluas jaringan penerbangan dan untuk memberikan kemudahan akses, serta mendukung kenaikan kunjungan wisatawan ke ujung Timur Indonesia.

Direktur Marketing & IT Garuda Indonesia, Nina Sulistyowati mengatakan dibukanya rute penerbangan Jakarta-Sorong (PP) akan semakin memudahkan para wisatawan, baik dari mancanegara maupun lokal untuk dapat menjangkau secara langsung kawasan wisata bahari Raja Ampat yang sudah sangat terkenal di dunia.

“Kota Sorong merupakan kota ke-6 di Provinsi Papua yang kami layani setelah Biak, Jayapura, Timika, Merauke, dan Manokwari. Kami harap dengan banyaknya pilihan rute ke berbagai kota di Papua tersebut akan semakin menggerakan dan meningkatkan ekonomi lokal," kata dia dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu 4 Maret 2018.

Frekuensi penerbangan Garuda Indonesia Jakarta-Sorong ini satu kali setiap harinya dengan menggunakan pesawat jenis B737-800NG yang berkapasitas 162 tempat duduk. Terdiri dari 12 kelas bisnis dan 150 kelas ekonomi.

Penerbangan dari Jakarta menuju Sorong menggunakan GA 682 berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 00.20 WIB, dan akan tiba di Bandara Domine Eduard Osok, Sorong pada pukul 06.35 WIT. Kemudian penerbangan dari Sorong menuju Jakarta akan dilayani dengan menggunakan GA 683 yang akan berangkat dari Sorong pada pukul 07.25 WIT, dan akan tiba di Jakarta pada pukul 08.55 WIB.

Penerbangan Garuda Indonesia Jakarta-Sorong (PP) tersebut melengkapi rute penerbangan Makassar-Sorong, Manado-Sorong dan Ambon-Sorong yang sebelumnya telah dilayani. Frekuensinya setiap hari satu kali dengan menggunakan pesawat jenis Bombardier CRJ1000NG berkapasitas 96 tempat duduk (kelas ekonomi).

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya