Liputan6.com, Cancun - Selama ini, Cancun dikenal luas sebagai destinasi wisata favorit di Meksiko, yang memiliki perpaduan apik pantai berpasir putih dan laut berwarna biru cerah.
Namun, tidak banyak yang mengira bahwa di balik gemerlapnya deretan resor bintang lima, Cancun tengah mengalami peningkatan isu kekerasan dalam lima tahun terakhir.
Dilansir dari News.com.au pada Selasa (13/3/2018), wilayah yang berada di negara bagian Quintana Roo itu mencatat terjadi 167 kasus pembunuhan pada tengah tahun 2017 lalu. Hal itu, menurut catatan otoritas keamanan Meksiko, meningkat hampir dua kali lipat hingga menjelang pergantian tahun.
Di tengah semakin tidak terkendalinya perdagangan narkoba, dan meluasnya aksi pemerasan, memicu ketakutan para warga setempat. Upaya polisi untuk menanggulanginya kerap menemu jalan buntu, sehingga kini turut mengancam industri pariwisatanya yang bernilai milairan dollar.
Baca Juga
Advertisement
Seorang jurnalis asal Inggris, Krishnan Guru-Murthy, berkunjung ke Meksiko untuk menyelidiki secara langsung alasan di balik meningkatnya angka kasus pembunuhan di Cancun.
Di sana, ia menemukan fakta bahwa beberapa pembunuhan dilakukan secara sporadiK, tidak mengenal tempat dan dalam waktu singkat.
"Aksi pembunuhan terlihat seperti kecelakaan ringan, terjadi begitu saja, dan kehidupan tampak kembali normal," ujar Krishnan dalam acara Dateline yang dipandunya di stasiun televisi SBS.
Padahal, menurut Krishnan, warga setempat dilanda ketakutan akut, sehingga mendorong beberapa di antara mereka untuk meninggalkan Cancun, dan bahkan Meksiko.
Krishnan juga melihat lemahnya pengawasan polisi terhadap keamanan di Cancun, khususnya di kantong-kantong wisata yang rentan aksi pemerasan.
Hal itu kian diperparah dengan kurangnya partisipasi aktif di antara para pengelola wisata, di mana masing-masing hanya menjamin keamanan tamunya.
Pemerintah setempat juga tidak bernyali menghentikan mimpi buruk tersebut, di mana salah satu penyebabnya adalah karena praktik korupsi dan suap yang melibatkan para kartel narkoba.
"Satu hal yang juga membuat miris adalah adanya tekanan pada pemerintah setempat untuk tidak mengungkap kasus kekerasan, karena dikhawatirkan membuat takut turis untuk datang ke Cancun," jelas Krishnan.
Simak video tentang kunjungan ke museum Musa di lepas pantai Cancun berikut:
Mimpi Buruk di Cancun Terus Berlanjut
Ada ketakutan bahwa Cancun akan mengalami nasib serupa seperti Acapulco, sebuah destinasi wisata yang dulunya terkenal glamor, namun kini menjadi daerah dengan kasus pembunuhan tertinggi di Meksiko.
Di Acapulco, bahkan polisi setempat mengaku bisa menyambangi hingga 10 lokasi pembunuhan dalam satu hari.
Maraknya perdagangan narkoba berbanding lurus dengan mudahnya akses senjata api melalui pasar gelap, menjadi dua alasan utama mengapa Acapulco terus menerus dihantui mimpi buruk.
Siang dan malam, para pasukan keamanan terus berpatroli di jalanan kota dan pantai-pantainya, namun kasus pembunuhan terus saja terjadi di tempat -- dan waktu -- yang tak terduga.
"Tidak baik berjalan kaki, bahkan secara beramai-ramai sekalipun, karena hampir mudah sekali ditemukan jasad tergeletak bersimbah darah di banyak sudut kota," ujar Rene Ozuna, seorang nelayan setempat yang menggagas pembentukan sebuah patroli keamanan mandiri berjuluk Polisi Komunitas.
Polisi Komunitas melakukan patroli keamanan dengan cara -- yang mungkin terlihat barbar -- membunuh siapapun yang terbukti mengusik keamanan setempat.
"Kami sudah muak dengan kekacauan di kota ini, dan dengan melenyapkan para begundal inilah cara terbaik (menurut kami) untuk membawa kembali rasa damai ke Acapulco," tukas Ozuna.
Baca Juga
Beli Racun Ikan di Online Shop, Wanita di Palembang Bunuh Adik Ipar Pakai Jamu Campuran Pottasium
Kasus Tak Kunjung Terungkap, Ayah Siswi MI Korban Pemerkosaan dan Pembunuhan di Banyuwangi Wadul Presiden Prabowo dan Kapolri
Ibu MAS Minta Keringanan Hukuman Anaknya yang Bunuh Ayah dan Nenek di Jaksel
Advertisement